Terungkap Motif di Balik Grup 'Cinta Sedarah' Gresik: Pengakuan Tersangka dan Jeratan Hukum Menanti

Gresik digemparkan dengan terungkapnya kasus grup Facebook 'Cinta Sedarah' yang meresahkan. IDG alias Dewa, seorang pria berusia 44 tahun asal Denpasar, Bali, ditetapkan sebagai tersangka dan kini mendekam di tahanan Polres Gresik.

Dalam konferensi pers yang dipimpin oleh Kapolres Gresik, AKBP Rovan Richard Mahenu, Dewa mengakui bahwa ia mendirikan grup tersebut sejak tahun 2022. Motifnya berawal dari ketertarikan pada tantenya yang sering berpenampilan menarik.

"Awalnya hanya iseng, karena saya suka melihat tante saya berpakaian seksi," ujar Dewa di hadapan Kapolres.

Dari ketertarikan tersebut, Dewa kemudian menciptakan grup 'Cinta Sedarah' sebagai wadah untuk melampiaskan fantasinya. Ia bahkan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memanipulasi foto tantenya. Tak disangka, grup ini menarik perhatian ribuan pengguna media sosial dengan fantasi serupa. Dalam kurun waktu tiga tahun, grup tersebut berhasil menjaring 32 ribu anggota.

"Ternyata banyak yang memiliki kesamaan dengan saya. Bahkan, ada postingan dari wilayah Gresik. Namun, saya tidak pernah berinteraksi langsung dengan anggota," imbuhnya.

Dewa bersikeras bahwa grup tersebut hanya digunakan untuk menyalurkan hasrat dan fantasi pribadinya. Ia membantah adanya motif ekonomi di balik pembuatan grup tersebut. Seiring dengan banyaknya kecaman dari berbagai pihak, Dewa akhirnya menonaktifkan grup 'Cinta Sedarah'. Ia pun menyampaikan penyesalannya atas perbuatan yang telah dilakukannya.

"Grup sudah saya non-aktifkan karena banyak yang mengecam. Saya sangat menyesal," ungkapnya.

Atas perbuatannya, Dewa terancam jeratan Pasal 45 ayat 1 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) karena dengan sengaja memproduksi dan mendistribusikan konten yang melanggar norma kesusilaan.

Kapolres Gresik, AKBP Rovan Richard Mahenu, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari ketertarikan tersangka terhadap salah satu anggota keluarganya, yaitu tantenya. Ketertarikan tersebut kemudian mendorong Dewa untuk membuat grup sebagai wadah untuk berbagi fantasi hubungan sedarah.

"Pelaku mengumpulkan orang-orang yang memiliki kesamaan fantasi tentang hubungan sedarah dalam sebuah grup," jelas Kapolres.