Pemkot Semarang Jamin Ketersediaan dan Stabilitas Harga Pangan Jelang Lebaran
Pemkot Semarang Jamin Ketersediaan dan Stabilitas Harga Pangan Jelang Lebaran
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, memberikan jaminan ketersediaan dan stabilitas harga pangan menjelang perayaan Idul Fitri 1446 H. Hal ini disampaikannya menyusul kegiatan Operasi Pasar Bahan Pangan Pokok yang digelar di Kantor Pos Johar, Semarang, pada Senin (10/3/2025). Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Kota Semarang, Kementerian Pertanian, dan PT Pos Indonesia (Persero), sebagai upaya proaktif dalam mengantisipasi potensi lonjakan harga dan kelangkaan barang selama bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri.
Agustina, yang didampingi Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng) Taj Yasin, menyatakan optimisme atas keberhasilan operasi pasar ini dalam menjaga stabilitas harga. "Stok pangan hingga bulan depan dipastikan cukup," tegasnya. Ia menambahkan bahwa pemantauan distribusi akan terus dilakukan untuk memastikan meratanya persediaan dan mencegah penumpukan di satu lokasi. Strategi pemotongan rantai distribusi melalui gerai-gerai Agri Pos di Kantor Pos, sebanyak 22 gerai di Kota Semarang, menjadi salah satu kunci keberhasilan upaya ini. Dengan mendekatkan produk pangan kepada konsumen, diharapkan harga dapat ditekan dan tetap terjangkau.
Lebih lanjut, Agustina mengimbau masyarakat untuk bijak dalam berbelanja. "Pembelian sesuai kebutuhan sehari-hari sangat dianjurkan. Hindari pembelian secara berlebihan atau penimbunan," pesannya. Ia menekankan pentingnya peran serta masyarakat dalam menjaga stabilitas harga dengan tidak menciptakan permintaan yang berlebihan dan berpotensi memicu kenaikan harga di pasaran.
Operasi Pasar dan Peran Pemerintah
Wamentan Sudaryono menegaskan bahwa operasi pasar ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas harga pangan. Ia menyebutkan bahwa hingga saat ini, 1.050 dari total 4.800 cabang kantor pos di seluruh Indonesia telah beroperasi sebagai gerai Agri Pos. Namun, Wamentan juga mengakui adanya beberapa komoditas yang harganya masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Sebagai contoh, beras medium yang seharusnya Rp 12.500 per kilogram masih dijual lebih tinggi di pasaran, demikian pula dengan minyak goreng MinyaKita yang seharusnya Rp 15.700 per liter.
Gerai-gerai Agri Pos menawarkan solusi dengan menyediakan komoditas pangan dengan harga yang lebih terjangkau. Misalnya, beras dijual seharga Rp 12.000 per kilogram dan minyak goreng MinyaKita Rp 14.700 per liter. Pembatasan pembelian per Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga diterapkan, yaitu maksimal 2 kg gula, 2 liter minyak goreng, dan 10 kg beras, untuk mencegah penyalahgunaan dan memastikan pemerataan distribusi.
Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi, menjelaskan bahwa keberhasilan program ini juga berkat kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk Bulog, ID Food, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTPN. Kerjasama ini memastikan ketersediaan pasokan pangan dengan harga yang terjangkau dan terkontrol.
Dari total 1.050 gerai Agri Pos di seluruh Indonesia, terdapat 265 gerai yang tersebar di Jawa Tengah dan DIY, termasuk 22 gerai di Kota Semarang. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap stabilitas harga dan ketersediaan pangan, khususnya menjelang perayaan Idul Fitri.