Polemik Tambang Nikel di Raja Ampat, Menteri Pariwisata dan Gubernur Papua Barat Daya Bersuara

Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, baru-baru ini mengunggah video pertemuannya dengan Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu, di akun Instagram pribadinya. Unggahan tersebut sontak memicu gelombang komentar dengan tagar #saverajaampat, sebagai bentuk keprihatinan terhadap potensi ancaman industri ekstraktif di wilayah Raja Ampat.

Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Pariwisata di Jakarta Pusat itu, menurut keterangan Widiyanti, bertujuan untuk membahas pengembangan pariwisata berkelanjutan di Raja Ampat. Widiyanti menekankan pentingnya konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan Raja Ampat. Ia berharap Raja Ampat dapat menjadi model dunia dalam menyeimbangkan ekosistem ekonomi dan ekologi.

Gubernur Elisa Kambu dalam kesempatan tersebut menyampaikan tekadnya untuk menjaga Raja Ampat agar tidak kehilangan identitasnya. Ia menyadari potensi sumber daya alam dan laut Raja Ampat yang menjanjikan, dan berkeinginan untuk memastikan kelestariannya untuk generasi mendatang. Kambu juga menyoroti keterbatasan kewenangan pemerintah daerah dalam mengendalikan aktivitas pertambangan dan berharap adanya komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat dalam pengelolaan Raja Ampat.

Gelombang protes dengan tagar #saverajaampat di kolom komentar unggahan Widiyanti mencerminkan kekhawatiran publik terhadap potensi dampak negatif industri ekstraktif, khususnya pertambangan nikel, di Raja Ampat. Kekhawatiran ini muncul karena lokasi pertambangan yang relatif dekat dengan Kawasan Wisata UNESCO Global Geopark (UGGp) Raja Ampat. Meskipun kolom komentar di akun Instagram Widiyanti sempat ditutup, dukungan terhadap #saverajaampat tetap bergema, termasuk melalui unggahan di akun resmi Kementerian Pariwisata.

Dalam siaran persnya, Kementerian Pariwisata menjelaskan bahwa pertemuan tersebut juga membahas kegiatan industri ekstraktif, terutama ekspansi tambang nikel. Pemerintah menyadari kekhawatiran masyarakat dan pemerhati lingkungan terkait isu ini. Raja Ampat, sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas Indonesia, memiliki sejumlah status penting, termasuk UGGp, Kawasan Konservasi Perairan Nasional, dan Pusat Terumbu Karang Dunia. Status-status ini semakin memperkuat urgensi untuk menjaga kelestarian Raja Ampat dari ancaman aktivitas yang dapat merusak lingkungan.

Berikut adalah status penting Raja Ampat:

  • Kawasan Wisata UNESCO Global Geopark (UGGp)
  • Kawasan Konservasi Perairan Nasional
  • Pusat Terumbu Karang Dunia