Wabah Antraks Kembali Muncul di Thailand, Konsumsi Daging Sapi Mentah Diduga Jadi Penyebab Utama

Thailand tengah menghadapi ancaman serius dengan kemunculan kembali kasus antraks. Kejadian ini memicu kekhawatiran publik, terutama setelah adanya laporan kematian pertama dalam tiga dekade terakhir.

Kasus terbaru yang terkonfirmasi terjadi pada seorang pria berusia 53 tahun di Provinsi Sa Kaeo. Pasien tersebut dilaporkan memiliki riwayat konsumsi daging sapi mentah secara rutin. Menurut keterangan dari Dr. Tarapong Kabko, kepala kesehatan masyarakat Sa Kaeo, pasien tersebut menunjukkan gejala infeksi antraks dengan luka terbuka di beberapa bagian tubuh, termasuk kepala, leher bagian belakang, dan anggota tubuh lainnya. Hasil pemeriksaan laboratorium mengkonfirmasi bahwa luka tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri Bacillus anthracis, penyebab antraks.

Investigasi awal mengungkap bahwa pasien tersebut sering mengonsumsi daging sapi mentah sambil minum alkohol. Konsumsi terakhirnya bahkan terjadi beberapa waktu sebelum gejala infeksi muncul. Dugaan sementara mengarah pada daging sapi mentah sebagai sumber utama penularan antraks pada pasien ini.

Menyusul temuan ini, Dr. Tarapong mengeluarkan peringatan keras kepada masyarakat di distrik Muang dan sekitarnya. Ia mengimbau warga untuk menghindari kontak dengan hewan ternak seperti sapi, kambing, dan domba yang menunjukkan gejala sakit atau mati secara tidak wajar. Selain itu, ia menekankan pentingnya mengonsumsi makanan yang telah dimasak secara matang untuk mencegah infeksi.

Pihak berwenang juga menegaskan bahwa masyarakat dilarang keras mengonsumsi daging dari hewan yang mati dalam kondisi yang tidak jelas atau mencurigakan. Pelaporan segera terkait kasus kematian hewan yang mencurigakan akan membantu mencegah penyebaran infeksi antraks lebih lanjut.

Antraks adalah penyakit menular yang sangat berbahaya dan disebabkan oleh bakteri pembentuk spora Bacillus anthracis. Penyakit ini umumnya menyerang hewan ternak, tetapi manusia juga dapat terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau melalui produk hewan yang terkontaminasi.

Sebelumnya, pada akhir April, Kantor Kesehatan Umum Mukdahan juga mengkonfirmasi adanya wabah antraks setelah kematian seorang warga setempat. Wabah tersebut menyebabkan beberapa kasus infeksi dan satu kematian, namun dinyatakan terkendali pada awal Mei. Pemerintah Thailand kini meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari penyebaran antraks lebih luas.

Pencegahan dan Pengendalian Antraks

Untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran antraks, masyarakat diimbau untuk:

  • Memasak daging hingga matang sempurna sebelum dikonsumsi.
  • Menghindari konsumsi daging mentah atau setengah matang, terutama daging sapi.
  • Melaporkan segera kasus kematian hewan ternak yang mencurigakan kepada pihak berwenang.
  • Menghindari kontak dengan hewan ternak yang sakit atau mati secara tidak wajar.
  • Memastikan kebersihan diri setelah kontak dengan hewan atau produk hewan.

Pemerintah juga mengintensifkan pengawasan terhadap hewan ternak dan melakukan vaksinasi untuk mencegah penyebaran antraks.