Banjir Bandang Putuskan Jembatan Munjungan, Akses Dua Kecamatan di Trenggalek Lumpuh

TRENGGALEK, Jawa Timur - Bencana banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek, mengakibatkan jembatan utama yang menghubungkan Kecamatan Munjungan dengan Kecamatan Watulimo ambruk total. Insiden ini terjadi pada Kamis (05/06/2025) malam, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut sejak Rabu (04/06/2025) malam.

Hujan deras yang berlangsung mulai pukul 19.00 WIB menyebabkan sungai-sungai di sekitar Desa Bangun, Kecamatan Munjungan meluap. Arus air yang kuat menggerus dan menghanyutkan pilar penyangga jembatan yang menjadi tumpuan utama infrastruktur tersebut. Akibatnya, jembatan runtuh sekitar pukul 22.00 WIB, memutus total akses transportasi antara kedua kecamatan.

Kepala Desa Bangun, Puguh Hadi Santoso, menjelaskan bahwa hujan lebat disertai petir dan banjir bandang menjadi penyebab utama ambruknya jembatan. "Penyangga jembatan di tengah hanyut, dan akhirnya jembatan ambruk," ujarnya saat meninjau lokasi kejadian.

Putusnya jembatan ini berdampak signifikan terhadap aktivitas warga. Akses langsung dari Munjungan ke Watulimo terputus, menghambat mobilitas penduduk, distribusi barang, dan aktivitas ekonomi lainnya. Warga kini harus mencari jalur alternatif melalui Desa Bendoroto, yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi jembatan yang putus.

Namun, jalur alternatif ini memiliki keterbatasan. Hanya kendaraan roda dua dan roda empat yang dapat melintas, sementara kendaraan berat seperti truk dengan enam roda atau lebih tidak dapat melewati jalur tersebut. Kondisi ini menyulitkan pengiriman barang-barang kebutuhan pokok dan material konstruksi ke wilayah yang terdampak.

Pemerintah desa telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan darurat. Salah satu solusi yang diusulkan adalah pembangunan jembatan darurat menggunakan belly bridge untuk memulihkan akses masyarakat secepat mungkin.

"Kami meminta agar segera ditangani jembatan darurat menggunakan belly bridge agar akses masyarakat bisa berjalan lancar lagi," kata Puguh.

Pihak Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah merespons cepat permintaan tersebut dan menyatakan kesiapannya untuk membangun jembatan darurat. Tim teknis dari provinsi dijadwalkan untuk segera meninjau lokasi guna melakukan penilaian terhadap kondisi tanah dan menentukan dimensi jembatan belly yang sesuai.

"Ini nunggu tim teknis dari provinsi yang akan mengukur kekuatan struktur tanahnya dan panjangnya jembatan belly. Mungkin besok baru bisa datang ke sini," pungkas Puguh, berharap agar penanganan darurat dapat segera direalisasikan untuk memulihkan konektivitas antar kecamatan.