Kamerun Bergulat dengan Krisis Pengungsi yang Terabaikan: Konflik Berlapis dan Minimnya Perhatian Global
Kamerun menghadapi krisis kemanusiaan yang kompleks dan terlupakan, ditandai dengan konflik bersenjata yang berlapis dan minimnya perhatian global. Laporan terbaru dari Norwegian Refugee Council (NRC) menempatkan Kamerun sebagai negara yang paling terabaikan, menyoroti kurangnya liputan media, dukungan politik, dan pendanaan kemanusiaan.
Krisis di Kamerun tidak hanya tunggal, melainkan gabungan dari beberapa konflik yang saling terkait. Pertama, konflik separatis di wilayah barat yang dimulai sejak 2017, di mana kelompok-kelompok bersenjata berupaya mendirikan negara bernama "Republik Ambazonia". Konflik ini berakar pada perselisihan warisan kolonial antara Prancis dan Inggris, dan telah menyebabkan bentrokan dengan militer serta jatuhnya ribuan korban jiwa.
Kedua, konflik di wilayah utara, sekitar Danau Chad, yang melibatkan kelompok militan Islam transnasional seperti Boko Haram dan ISWAP (cabang ISIS di Afrika Barat). Kelompok-kelompok ini melakukan serangan teror, merekrut anggota, dan mengganggu stabilitas wilayah tersebut. ISWAP bahkan mencoba mendirikan pemerintahan semu dan memungut pajak ilegal dari warga, sementara JAS (pecahan Boko Haram) dikenal karena kebrutalannya dan serangan tanpa pandang bulu terhadap tentara, pejabat, dan warga sipil.
Konflik-konflik ini telah menyebabkan gelombang pengungsian besar-besaran. Lebih dari 1,1 juta warga Kamerun menjadi pengungsi internal, dan 480.000 lainnya berasal dari negara tetangga seperti Republik Afrika Tengah. Sebagian besar dari mereka hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, tanpa akses memadai ke tempat tinggal, makanan, dan layanan dasar.
Salah satu potret penderitaan akibat konflik ini adalah kisah Haoua, seorang ibu dari delapan anak dan dua cucu yang kehilangan suaminya akibat konflik. Ia hidup dalam kemiskinan ekstrem dan kesulitan memenuhi kebutuhan dasar keluarganya.
Untuk mengatasi krisis ini, kerja sama lintas negara menjadi kunci. Negara-negara di kawasan Danau Chad telah bekerja sama dalam operasi militer untuk memberantas milisi Islam, tetapi koordinasi ini mulai melemah karena hasil yang belum signifikan dan dukungan politik yang menipis. NRC juga mengkritik penurunan perhatian global terhadap Kamerun, yang mengancam masa depan negara itu.
NRC menekankan bahwa solusi untuk krisis di Kamerun sebenarnya mungkin, tetapi membutuhkan kemauan politik yang kuat. Lembaga tersebut menyerukan kepada negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Jerman untuk memprioritaskan bantuan kemanusiaan daripada peningkatan anggaran pertahanan.
- Konflik Separatis
- Serangan Teror
- Gelombang Pengungsian
- Krisis Kemanusiaan
- Minimnya Perhatian Global
Solusi jangka panjang memerlukan pendekatan komprehensif yang mencakup:
- Dialog dan rekonsiliasi: Mendorong dialog antara pemerintah dan kelompok-kelompok yang bertikai untuk mencapai solusi politik yang inklusif.
- Peningkatan keamanan: Memperkuat keamanan di wilayah yang terkena dampak konflik, sambil menghormati hak asasi manusia.
- Bantuan kemanusiaan: Meningkatkan akses ke bantuan kemanusiaan bagi para pengungsi dan masyarakat yang rentan.
- Pembangunan ekonomi: Mempromosikan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah yang terkena dampak konflik untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan.
- Tata kelola pemerintahan yang baik: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, termasuk pemberantasan korupsi dan penegakan hukum.