Indonesia Bergulat dengan Beban Tuberkulosis yang Persisten

Indonesia terus berjuang melawan tuberkulosis (TBC), sebuah penyakit menular yang tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan.

TBC, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, terutama menyerang paru-paru, tetapi juga dapat memengaruhi bagian tubuh lain seperti ginjal, tulang belakang, dan otak. Penyakit ini menyebar melalui udara ketika orang dengan TBC aktif batuk, bersin, atau meludah. Orang yang terinfeksi bakteri TBC tidak selalu sakit. Akibatnya, ada dua kondisi terkait: infeksi TBC laten dan penyakit TBC aktif.

Orang dengan infeksi TBC laten tidak merasa sakit, tidak menunjukkan gejala, dan tidak menular. Namun, mereka dapat mengembangkan penyakit TBC aktif di kemudian hari. Penyakit TBC aktif membuat seseorang sakit dan dapat menular ke orang lain. Gejala TBC aktif meliputi batuk yang berlangsung tiga minggu atau lebih, batuk berdarah atau dahak, nyeri dada, kelelahan, penurunan berat badan, demam, menggigil, dan berkeringat di malam hari.

TBC dapat diobati dengan antibiotik. Namun, pengobatan TBC bisa memakan waktu lama, biasanya enam hingga sembilan bulan. Penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan antibiotik untuk memastikan bahwa bakteri TBC benar-benar hilang dari tubuh. Jika tidak, TBC dapat menjadi resistan terhadap obat.

Beberapa faktor meningkatkan risiko seseorang terkena TBC, antara lain:

  • Kontak dekat dengan seseorang yang menderita TBC aktif
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti orang dengan HIV/AIDS, diabetes, atau yang menjalani kemoterapi
  • Tinggal atau bekerja di tempat-tempat di mana TBC umum terjadi, seperti penjara, tempat penampungan tunawisma, dan fasilitas perawatan jangka panjang
  • Penggunaan narkoba suntik

Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai strategi untuk mengendalikan TBC, termasuk:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TBC
  • Meningkatkan akses ke diagnosis dan pengobatan TBC
  • Memberikan pengobatan pencegahan kepada orang-orang yang berisiko tinggi terkena TBC
  • Memperkuat sistem kesehatan untuk mendeteksi dan mengobati TBC

Terlepas dari upaya ini, TBC tetap menjadi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Diperkirakan 824.000 kasus TBC terjadi di Indonesia pada tahun 2022, menjadikannya negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia setelah India. TBC juga merupakan penyebab utama kematian di Indonesia, diperkirakan 93.000 orang meninggal karena TBC pada tahun 2022.

Untuk mengatasi masalah TBC di Indonesia, diperlukan upaya berkelanjutan dari pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat. Ini termasuk meningkatkan kesadaran tentang TBC, meningkatkan akses ke diagnosis dan pengobatan, dan mengatasi faktor-faktor sosial dan ekonomi yang meningkatkan risiko TBC.