Indonesia dan Vietnam Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Akuakultur Berkelanjutan
Indonesia dan Vietnam Jalin Kerja Sama Strategis Kembangkan Akuakultur Berkelanjutan
Kerja sama perikanan antara Indonesia dan Vietnam memasuki babak baru dengan penandatanganan Implementing Arrangement (IA) pada Senin (10/3/2025). Kesepakatan ini, yang disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo dan Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Viet Nam (PKV) Tô Lâm di Istana Negara, Jakarta, menandai komitmen kuat kedua negara untuk mengembangkan budidaya perikanan secara berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas sektor kelautan. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Sakti Wahyu Trenggono, menekankan bahwa kerja sama ini merupakan langkah signifikan menuju visi bersama menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai pemimpin regional dalam produksi perikanan.
Kesepakatan IA mencakup berbagai aspek penting dalam pengembangan akuakultur, antara lain:
- Pengembangan Budidaya: Fokus utama kerja sama meliputi pengembangan budidaya lobster, tuna, dan rumput laut, dengan penekanan pada metode budidaya yang ramah lingkungan. Indonesia, sebagai produsen rumput laut terbesar kedua dunia dengan produksi lebih dari 9 juta ton per tahun, akan berbagi pengalaman dan teknologi budidaya rumput laut berkelanjutan, termasuk model budidaya ramah lingkungan seluas 50 hektare di Wakatobi yang memanfaatkan batok kelapa sebagai pengganti plastik. Sementara itu, Indonesia juga akan berbagi pengalamannya dalam pengembangan budidaya tuna di wilayah timur.
- Pertukaran Informasi dan Teknologi: Kedua negara sepakat untuk melakukan pertukaran informasi terkait regulasi, data akuakultur, dan teknologi budidaya terkini. Hal ini diharapkan dapat mempercepat adopsi praktik terbaik dan inovasi dalam sektor perikanan kedua negara.
- Pengembangan Pasar dan Investasi: Kerja sama juga akan difokuskan pada peningkatan kerja sama dalam perdagangan dan pemasaran produk perikanan, serta mendorong investasi dan kemitraan antara pelaku usaha di kedua negara. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk perikanan Indonesia dan Vietnam di pasar global.
- Pengembangan Sumber Daya Manusia: Kesepakatan ini juga mencakup aspek pendidikan dan pelatihan, termasuk pertukaran pejabat pemerintah dan ilmuwan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang akuakultur. Program pertukaran ini akan memfasilitasi transfer pengetahuan dan teknologi, serta memperkuat kolaborasi riset di bidang perikanan.
- Pemberantasan IUU Fishing: Kedua negara berkomitmen untuk bersama-sama memerangi praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing), termasuk penyelundupan benih bening lobster. Vietnam telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memberantas praktik IUU Fishing, dan kerja sama ini diharapkan akan memperkuat upaya tersebut.
Sebagai mekanisme implementasi, Indonesia dan Vietnam akan membentuk Kelompok Kerja Sama Bersama yang akan bertemu setidaknya sekali setahun untuk memonitor perkembangan kerja sama dan merumuskan strategi ke depan. Perjanjian ini berlaku selama lima tahun dan dapat diperpanjang melalui kesepakatan tertulis. Pertemuan sebelumnya antara Menteri Trenggono dan Wakil Menteri Phung Duc Tien telah membahas secara rinci rencana pengembangan budidaya perikanan ini, termasuk komitmen Indonesia untuk mengembangkan hilirisasi produk rumput laut guna meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar internasional.
Kesepakatan ini merupakan bukti nyata komitmen Indonesia dan Vietnam dalam membangun kemitraan strategis yang saling menguntungkan di sektor perikanan, sekaligus menunjukkan tekad untuk memanfaatkan potensi sumber daya kelautan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab untuk pertumbuhan ekonomi kedua negara.