Beruang Madu Betina di Batanghari Dievakuasi Akibat Jeratan Hampir Putuskan Kakinya

Seekor beruang madu betina dewasa ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Dusun Bukit Paku, Desa Pelayangan, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, Jambi. Satwa dilindungi tersebut terjerat perangkap babi hutan yang dipasang oleh warga setempat, mengakibatkan luka serius pada kaki depannya.

Menurut keterangan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi, Agung Nugroho, beruang malang itu diperkirakan telah terperangkap selama dua hari. Jeratan tersebut sangat kuat hingga menyebabkan pergelangan kaki kanan beruang tersebut nyaris putus. Kondisi ini tentu sangat menyakitkan dan mengancam kelangsungan hidup beruang madu tersebut.

Proses evakuasi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas BKSDA Jambi, dokter hewan, tim medis, aparat kepolisian, dan dibantu oleh masyarakat setempat. Evakuasi dimulai setelah pihak kepolisian menerima laporan dari warga pada Kamis (5/6/2025) siang. Tim segera mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, termasuk senjata bius dan perlengkapan medis untuk menangani luka beruang.

Karena kondisi beruang yang liar dan agresif, tim memutuskan untuk menggunakan tembakan bius agar proses evakuasi berjalan aman dan lancar. Setelah berhasil ditenangkan, beruang tersebut segera dimasukkan ke dalam kandang angkut dan dibawa ke tempat penyelamatan satwa (TPS) milik BKSDA Jambi untuk mendapatkan perawatan intensif.

Berdasarkan pemeriksaan, beruang madu betina tersebut diperkirakan berusia 7 tahun dengan berat antara 60 hingga 70 kilogram. Luka parah pada kaki kanannya menjadi prioritas utama dalam penanganan medis. Dokter hewan segera melakukan tindakan untuk membersihkan luka, memberikan antibiotik, dan melakukan upaya penyambungan jaringan yang rusak.

BKSDA Jambi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memasang jerat babi hutan atau jenis perangkap lainnya yang dapat membahayakan satwa liar, terutama satwa yang dilindungi. Pemasangan jerat tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga dapat menyebabkan satwa terluka parah, cacat permanen, bahkan kematian. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam menjaga kelestarian satwa liar dan ekosistem di Jambi.