Kepemilikan Properti Asing di Korea Selatan Lampaui 100 Ribu Unit, Didominasi Investor Tiongkok
Rekor Kepemilikan Properti Asing di Korea Selatan
Korea Selatan, yang dikenal dengan budaya pop dan destinasi wisata yang menarik, kini menjadi magnet bagi investor asing yang tertarik dengan pasar propertinya. Fenomena ini semakin mencolok dengan lonjakan kepemilikan rumah oleh warga negara asing, yang didominasi oleh investor dari Tiongkok. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah rumah yang dimiliki oleh warga asing di Korea Selatan telah melampaui angka 100.000 unit, sebuah rekor tertinggi dalam sejarah.
Dominasi Investor Tiongkok
Berdasarkan data dari Kementerian Pertanahan Korea Selatan, dari total 100.216 rumah yang dimiliki oleh warga asing, lebih dari 56.000 unit berada di tangan warga negara Tiongkok pada akhir tahun lalu. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 5,4 persen dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya, menggarisbawahi dominasi investor Tiongkok dalam pasar properti Korea Selatan.
Seorang makelar properti di Distrik Seodaemun, dengan nama keluarga Kim, mengungkapkan bahwa rekan kerjanya baru-baru ini terlibat dalam transaksi penjualan rumah kepada seorang warga negara Tiongkok. Warga asing tersebut tidak hanya membeli satu properti, tetapi beberapa unit sekaligus. Informasi ini mengindikasikan adanya tren investasi yang signifikan dari warga Tiongkok di pasar properti Korea Selatan.
Distribusi Kepemilikan dan Lokasi
Statistik menunjukkan bahwa sebagian besar warga asing memiliki satu rumah di Korea Selatan. Namun, terdapat juga sejumlah individu yang memiliki beberapa properti sekaligus. Lebih dari 93 persen warga asing memiliki satu rumah, sementara sekitar 5,3 persen (5.182 orang) memiliki dua rumah. Selain itu, terdapat 640 orang yang memiliki tiga rumah, 209 orang dengan empat rumah, dan 461 orang yang memiliki lima rumah atau lebih.
Sebagian besar properti yang dimiliki oleh warga asing terkonsentrasi di wilayah metropolitan Seoul. Provinsi Gyeonggi mencatat jumlah tertinggi dengan 39.144 rumah (39 persen), diikuti oleh Seoul dengan 23.741 rumah (23,7 persen), dan Incheon dengan 9.983 rumah (10 persen). Hal ini menunjukkan bahwa investor asing cenderung memilih lokasi-lokasi strategis di sekitar ibu kota.
Reaksi dan Kekhawatiran Masyarakat Lokal
Peningkatan kepemilikan properti oleh warga asing telah memicu reaksi beragam dari masyarakat lokal. Beberapa warga Korea Selatan merasa bahwa terdapat diskriminasi regulasi terhadap mereka, sementara yang lain menyuarakan kekhawatiran mengenai potensi penggelapan pajak oleh pemilik properti asing. Kekhawatiran ini muncul setelah adanya laporan tentang pemilik properti asing yang menarik uang sewa bulanan dari beberapa apartemen yang mereka beli dengan menggunakan visa pelajar.
Regulasi dan Pengawasan
Secara umum, pembeli asing tunduk pada peraturan yang sama dengan warga Korea Selatan terkait rasio pinjaman terhadap nilai (LTV), pajak keuntungan modal, dan pajak kepemilikan properti. Namun, otoritas Korea Selatan menghadapi tantangan dalam melacak sumber modal yang digunakan oleh warga negara asing untuk membeli properti.
Pada tahun 2023, pihak berwenang mengidentifikasi 433 kasus pembelian properti ilegal oleh warga negara asing, dengan lebih dari 44 persen (192 orang) di antaranya melibatkan warga negara Tiongkok.
Implikasi dan Tantangan
Fenomena ini menimbulkan berbagai implikasi dan tantangan bagi pasar properti Korea Selatan. Peningkatan permintaan dari investor asing dapat mendorong kenaikan harga properti, yang berpotensi mempersulit warga lokal untuk membeli rumah. Selain itu, perlu ada pengawasan yang lebih ketat terhadap sumber modal asing dan potensi pelanggaran pajak untuk memastikan keadilan dan transparansi dalam pasar properti.
Berikut adalah daftar beberapa kewarganegaraan yang memiliki properti di Korea Selatan:
- Warga Negara China
- Warga Negara Amerika
- Warga Negara Kanada