Fintech Easycash Pacu Inklusi Keuangan Nasional dengan Teknologi Canggih
Inklusi keuangan menjadi fondasi penting dalam memastikan seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap layanan dan produk keuangan yang terpercaya, mudah diakses, dan efisien. Perusahaan teknologi finansial (fintech) di Indonesia semakin memprioritaskan hal ini.
Easycash, sebagai salah satu pemain utama di industri fintech, mengambil langkah strategis dengan memanfaatkan teknologi canggih seperti big data, machine learning, dan artificial intelligence (AI) untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani oleh lembaga keuangan tradisional. Nucky Poedjiardjo Djatmiko, Direktur Utama Easycash, menyampaikan bahwa pemanfaatan AI memungkinkan perusahaannya untuk menjangkau individu yang sebelumnya tidak memiliki akses ke layanan keuangan formal.
"Keunggulan utama platform Pindar adalah kemudahan akses bagi masyarakat dan proses e-KYC yang cepat berkat dukungan teknologi. Pengguna dapat mengetahui apakah mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan limit pinjaman dalam waktu rata-rata lima menit," jelas Nucky. Proses pencairan dana pun diklaim berlangsung cepat, hanya dalam hitungan menit setelah persetujuan.
Perubahan gaya hidup, terutama di kalangan generasi Z dan Milenial yang semakin digital-savvy, mendorong peningkatan adopsi layanan Pindar. Data dari Bank Dunia pada tahun 2021 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 100 juta orang di Indonesia yang belum memiliki akses keuangan yang memadai, termasuk layanan perbankan dan pinjaman daring.
Pertumbuhan industri pinjaman daring di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025 mencatat outstanding pendanaan industri Pindar sebesar Rp 80,07 triliun, meningkat 31,06% secara tahunan. Hal ini mencerminkan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan keuangan digital yang cepat, aman, dan mudah diakses, terutama bagi mereka yang belum terjangkau oleh lembaga keuangan konvensional.
Easycash berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat tentang literasi keuangan, memperkuat manajemen risiko, menerapkan good corporate governance, dan berkolaborasi dengan stakeholder industri untuk membangun ekosistem keuangan yang inklusif dan berkelanjutan. Sejak berdiri pada tahun 2017 hingga April 2025, Easycash telah menyalurkan total pinjaman akumulatif sebesar Rp 70,64 triliun kepada 7.809.382 penerima dana.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024 yang diselenggarakan oleh OJK bersama BPS menunjukkan bahwa tingkat inklusi keuangan di Indonesia saat ini mencapai 75,02%, sementara indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43%. Hasil survei ini mengindikasikan masih ada ruang untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
Riset EY MSME Market Study and Policy Advocacy mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki kesenjangan pendanaan (credit gap) yang diperkirakan mencapai Rp 2.400 triliun, di mana baru sekitar 5% yang dapat dipenuhi oleh Pindar. Angka ini menunjukkan potensi pertumbuhan besar bagi industri Pindar di masa depan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kehadiran Pindar telah mengubah lanskap pinjam-meminjam di Indonesia, memperluas akses ke fasilitas keuangan alternatif seperti Buy Now Pay Later (BNPL) dan pinjaman daring. Industri Pindar juga mengalami pertumbuhan pesat secara global. Contohnya di Brasil, industri pinjaman digital berkembang pesat melalui pemain seperti Nubank. Fintopia, induk Easycash, juga beroperasi di Filipina, China, Meksiko, dan Polandia.
"Meskipun regulasi bunga bervariasi di tiap negara, prinsip dasarnya tetap sama: manajemen risiko yang akurat menentukan tingkat bunga," tegas Nucky.
Sejalan dengan pertumbuhan industri Pindar, PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK), biro kredit swasta berlisensi dan diawasi oleh OJK, menekankan pentingnya menjaga reputasi keuangan pribadi melalui riwayat kredit yang sehat. Leonardo Lapalorcia, Presiden Direktur CLIK, menyatakan bahwa credit scoring kini tidak hanya penting untuk mengakses pinjaman, tetapi juga mulai digunakan dalam proses seleksi kerja, kepemilikan aset, dan layanan digital lainnya.
CLIK menghimbau masyarakat untuk memahami fungsi data kredit dan bagaimana riwayat pembayaran yang tertib dapat membuka akses terhadap berbagai peluang di masa depan. "Dengan sistem penilaian kredit yang akurat dan bertanggung jawab, kita bisa menciptakan ekosistem keuangan digital yang lebih sehat," tambah Leonardo.