Kontroversi Pernyataan Politikus Jepang Picu Kemarahan Publik Terkait Beras Cadangan
Kontroversi Pernyataan Politikus Jepang Picu Kemarahan Publik Terkait Beras Cadangan
Pernyataan seorang politikus Jepang, Kazuhiro Haraguchi, memicu gelombang kritik dan kemarahan publik setelah ia menyamakan beras cadangan pemerintah dengan "makanan ayam". Pernyataan ini dianggap merendahkan masyarakat yang terpaksa mengonsumsi beras dengan harga terjangkau karena kondisi ekonomi yang sulit.
Insiden ini terjadi saat Haraguchi berbicara di sebuah acara kampanye di Prefektur Saga, Jepang barat daya. Ia mengkritik kebijakan pemerintah tahun 2021 yang mendistribusikan beras cadangan untuk menekan lonjakan harga beras nasional. Haraguchi mempertanyakan kelayakan beras yang dijual dengan harga 83 yen (sekitar Rp 9.350) per 5 kilogram, dengan menyatakan bahwa "ayamlah yang paling banyak makan beras usang itu. Manusia terhormat tidak." Pernyataan ini kontras dengan realita bahwa banyak masyarakat Jepang yang berpenghasilan rendah mengandalkan beras murah untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka.
Komentar Haraguchi mengikuti pernyataan serupa dari Ketua Partai Demokrat untuk Rakyat, Yuichiro Tamaki, yang sebelumnya menyebut beras cadangan pemerintah sebagai "pakan ternak" dan telah meminta maaf atas ucapannya. Namun, Haraguchi justru mempertahankan posisinya. Melalui unggahan di platform X, ia menanggapi permintaan maaf Tamaki dengan mempertanyakan, "Apa kita tidak boleh mengatakan yang sebenarnya?"
Dalam sebuah wawancara setelah pertemuan di Saga, Haraguchi kembali menegaskan pendapatnya, menyatakan bahwa beras tersebut "masuk akal disebut akan jadi pakan ternak" dan "bisa saja mengandung kontaminan." Sentimen ini semakin memperburuk situasi, memicu perdebatan sengit tentang kualitas dan kelayakan beras cadangan pemerintah untuk konsumsi manusia.
Kenaikan harga beras yang signifikan di Jepang menjadi latar belakang kontroversi ini. Pada akhir Mei, harga beras kemasan 5 kilogram mencapai 4.290 yen (sekitar Rp 480.000), meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Lonjakan harga ini telah memicu kekhawatiran di kalangan konsumen dan menjadi isu politik yang sensitif menjelang pemilihan anggota majelis tinggi Jepang yang dijadwalkan pada bulan Juli.
Menanggapi krisis harga beras, Perdana Menteri Shigeru Ishiba mengambil langkah yang tidak lazim dengan menjual beras cadangan langsung ke pengecer tanpa melalui mekanisme lelang. Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan harga, mengingat sistem lelang sebelumnya dianggap berkontribusi pada kenaikan harga. Namun, efektivitas langkah ini masih menjadi perdebatan, dan kontroversi seputar pernyataan Haraguchi semakin memperumit upaya pemerintah untuk mengatasi masalah harga beras dan menjaga kepercayaan publik.
Berikut point penting dalam berita ini:
- Pernyataan kontroversial Kazuhiro Haraguchi tentang beras cadangan
- Kenaikan harga beras di Jepang
- Respon pemerintah terhadap kenaikan harga beras
- Kritik terhadap kualitas beras cadangan
- Dampak terhadap masyarakat berpenghasilan rendah