Pelabuhan Pulau Baai Optimis Akhiri Pengerukan Alur Pelayaran pada Akhir Juni
Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu tengah berupaya untuk meningkatkan kapasitasnya dengan melakukan normalisasi alur pelayaran. Proyek ini, yang dimulai pada Jumat (6/6/2025), melibatkan pengerukan alur pelayaran menggunakan kapal keruk canggih, CSD Costa Fortuna 3, yang dibantu oleh kapal AHT Costa Fortuna 5. Pengerukan ini bertujuan untuk mengatasi pendangkalan yang selama ini menghambat aktivitas pelayaran di pelabuhan tersebut.
PT Pelindo Regional II, yang bertanggung jawab atas proyek ini, menyatakan bahwa proses pengerukan berjalan sesuai rencana. General Manager PT Pelindo Regional II, Pelabuhan Bengkulu, S. Joko, mengungkapkan bahwa persiapan dan instalasi peralatan pendukung telah rampung, termasuk pemasangan pipa kapal keruk sepanjang hampir 1.000 meter. Pengerukan dilakukan secara bertahap, dimulai dengan target kedalaman minus 6,5 meter, kemudian dilanjutkan hingga minus 12 meter. Kedalaman ini diharapkan dapat memungkinkan kapal-kapal besar untuk bersandar langsung tanpa perlu melakukan transhipment, yang selama ini menjadi kendala.
Proyek normalisasi alur pelayaran ini merupakan hasil kolaborasi antara Pelindo, Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Pulau Baai Bengkulu, pemerintah daerah, dan berbagai instansi terkait lainnya. Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Wakil Presiden beberapa waktu lalu untuk meningkatkan efisiensi dan kapasitas pelabuhan.
Material hasil pengerukan dialirkan ke area abrasi menggunakan pipa terapung (floating pipe) yang terhubung dengan pipa HDPE sepanjang 1 kilometer. Pemindahan material ini dilakukan dengan cermat untuk memastikan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
Kepala KSOP Pulau Baai Bengkulu, Petrus Christanto, menjelaskan bahwa pengerukan ini merupakan langkah awal untuk membuka jalur pelayaran yang lebih lebar dan dalam. Dengan jalur yang lebih baik, diharapkan kapal-kapal besar dapat masuk dan keluar pelabuhan dengan lebih lancar, sehingga mendukung kelancaran distribusi logistik dan bahan bakar minyak (BBM). Ia optimis bahwa pada minggu ketiga Juni, alur pelabuhan sudah dapat dilewati oleh kapal-kapal berukuran besar secara normal. Namun, ia juga mengingatkan bahwa faktor cuaca dapat memengaruhi jadwal penyelesaian proyek.
Proyek pengerukan ini menggunakan peralatan berteknologi tinggi yang mampu memindahkan hingga 2.500 meter kubik material per jam. Dengan kemampuan ini, diharapkan proyek dapat selesai tepat waktu dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi aktivitas pelabuhan dan perekonomian daerah. Pelindo dan KSOP mengharapkan dukungan dari masyarakat Bengkulu agar proyek ini berjalan lancar dan selesai sesuai target pada akhir Juni 2025.