Ritual Mendak Tirta: Pembersihan Spiritual Masyarakat Tengger Jelang Yadnya Kasada di Gunung Bromo

Masyarakat Tengger di Probolinggo, Jawa Timur, baru saja melaksanakan ritual sakral Mendak Tirta di Air Terjun Madakaripura sebagai bagian tak terpisahkan dari persiapan upacara Yadnya Kasada di Pura Luhur Poten, Gunung Bromo.

Ritual yang berlangsung khidmat ini, dipimpin oleh para Dukun Pandita Tengger, melibatkan ratusan warga yang membawa sesaji berupa hasil bumi yang telah didoakan. Sesaji ini diletakkan di pelataran suci di sekitar air terjun, tempat mantra-mantra suci dilantunkan sebagai penghormatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa. Bambang Suprapto, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, menjelaskan bahwa Mendak Tirta adalah simbol permohonan restu agar seluruh rangkaian Yadnya Kasada berjalan lancar dan diberkahi.

Air Terjun Madakaripura dipilih sebagai lokasi ritual karena diyakini sebagai tempat bertapa Patih Gajah Mada, tokoh legendaris yang dianggap sebagai leluhur spiritual masyarakat Tengger. Air dari tempat ini dipercaya memiliki energi spiritual tinggi yang menyucikan. Air suci ini nantinya akan digunakan untuk menyucikan seluruh benda peribadatan di Pura Luhur Poten.

Prosesi pengambilan air suci tidak hanya dilakukan di Madakaripura. Air juga diambil dari beberapa sumber mata air lain, seperti Goa Widodaren, Sumber Semanik, Meru Moyo di Lumajang, Sumber Pitu di Malang, dan Rondo Kuning di Ranupani, Lumajang. Kesemua sumber air ini dianggap suci dan berperan penting dalam penyempurnaan prosesi penyucian spiritual umat Hindu Tengger.

Pengumpulan air dari berbagai sumber melambangkan persatuan elemen kehidupan. Ketika disatukan, hal ini merepresentasikan kesatuan dalam kesucian dan doa bersama seluruh masyarakat Tengger. Setelah ritual di Madakaripura, air suci dibawa ke Pura Luhur Poten di tengah lautan pasir Gunung Bromo. Di sana, puncak upacara Yadnya Kasada akan dilaksanakan, termasuk tradisi melabuh sesaji ke kawah Gunung Bromo sebagai wujud pengabdian dan syukur kepada Sang Pencipta.

Ritual Mendak Tirta bukan hanya memiliki nilai religius yang mendalam, tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang terus dijaga oleh masyarakat Tengger. Prosesi ini merupakan bagian dari warisan budaya tak benda yang memperkaya tradisi spiritual di kawasan Gunung Bromo.