Laporan LPEM UI Soroti Perlambatan Ekonomi Nasional Akibat Melemahnya Industri Manufaktur

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) baru-baru ini merilis hasil riset yang mengindikasikan adanya perlambatan ekonomi di Indonesia pada awal tahun 2025. Riset bertajuk Trade and Industry Brief Vol VIII No. 2 ini menyoroti beberapa faktor utama yang menjadi penyebab kondisi tersebut.

Menurut laporan tersebut, perlambatan ekonomi ini dipicu oleh beberapa hal, di antaranya adalah:

  • Penurunan daya beli masyarakat.
  • Penciutan kelas menengah.
  • Penurunan produktivitas di berbagai sektor industri.

Tim peneliti LPEM FEB UI menekankan bahwa sektor industri manufaktur, yang selama ini menjadi andalan dalam penyerapan tenaga kerja, menghadapi tantangan serius berupa deindustrialisasi prematur. Hal ini ditandai dengan kontribusi sektor manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang semakin menurun, jumlah tenaga kerja yang terserap juga berkurang, dan produktivitas yang stagnan.

Selain itu, sektor pertanian juga masih bergulat dengan berbagai permasalahan klasik, seperti:

  • Keterbatasan dalam ketersediaan input produksi.
  • Penggunaan teknologi yang belum optimal.
  • Kendala logistik yang menghambat distribusi.
  • Keterbatasan akses terhadap pembiayaan.
  • Persaingan ketat dengan komoditas impor.
  • Praktik perdagangan internasional yang tidak sehat.

Untuk mengatasi tantangan ini, LPEM FEB UI merekomendasikan beberapa langkah strategis, termasuk upaya untuk menjaga dan menciptakan lapangan kerja yang mampu menampung angkatan kerja dalam jumlah besar, terutama bagi mereka yang memiliki tingkat pendidikan rendah hingga menengah. Langkah ini dinilai krusial untuk menekan angka kemiskinan dan menjaga daya beli masyarakat.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah digagas, serta kelanjutan program hilirisasi sumber daya alam, diharapkan dapat menjadi solusi untuk menciptakan lapangan kerja yang luas. Namun, LPEM FEB UI menekankan pentingnya mengidentifikasi sektor-sektor spesifik yang benar-benar mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dan inklusif terhadap berbagai tingkat pendidikan, khususnya kelompok pendidikan rendah hingga menengah.

Dengan demikian, diharapkan daya beli masyarakat dan penerimaan negara dapat terjaga dalam jangka pendek, serta pertumbuhan ekonomi dapat terus dipacu dalam jangka menengah hingga panjang.

LPEM FEB UI menyoroti bahwa mayoritas angkatan kerja di Indonesia didominasi oleh lulusan pendidikan menengah ke bawah. Namun, kebijakan ekonomi dan industri yang ada saat ini dinilai belum secara strategis menyasar kelompok ini.

Riset tersebut juga memetakan sektor-sektor ekonomi yang paling efektif dalam menciptakan lapangan kerja bagi kelompok berpendidikan rendah hingga menengah. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 75,2% tenaga kerja, atau sekitar 108,8 juta orang, terkonsentrasi di lima sektor utama, yaitu:

  1. Pertanian, kehutanan, dan perikanan (40,76 juta orang).
  2. Perdagangan.
  3. Industri pengolahan.
  4. Penyediaan akomodasi dan makanan-minuman.
  5. Konstruksi.