Terjebak di Ketinggian: Insiden Lift Macet di Gedung Pencakar Langit Thamrin Nine Jakarta Picu Kekhawatiran Keamanan

Thamrin, Jakarta - Sebuah insiden menegangkan menimpa sejumlah pengunjung di gedung tertinggi di Jakarta, Thamrin Nine, ketika lift yang mereka tumpangi mengalami kerusakan dan berhenti mendadak di lantai 99. Kejadian yang berlangsung pada Sabtu, 7 Juni 2025, ini menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran serius terkait standar keamanan gedung tersebut.

Para korban, termasuk Renti Amel dan Ryan Goutama, yang merupakan tamu undangan dalam acara promosi observatorium "UP at Thamrin Nine", mengungkapkan pengalaman traumatis mereka. Renti, bersama empat rekannya, hadir untuk membantu mempromosikan destinasi wisata baru tersebut. Namun, niat baik mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika lift futuristik berkapasitas 23 orang yang mereka tumpangi mengalami masalah.

Menurut penuturan para korban, lift tersebut macet saat mencapai lantai 99. Pintu hanya terbuka sedikit sebelum kembali tertutup rapat, membuat mereka terjebak di dalam ruang sempit tanpa ventilasi yang memadai selama kurang lebih 40 menit. Kondisi semakin diperparah dengan matinya pendingin udara dan hilangnya sinyal telepon seluler. Beberapa penumpang, termasuk Ryan yang memiliki riwayat asma, mulai mengalami kesulitan bernapas.

"Awalnya kami merekam video untuk konten promosi, tapi setelah macet, kami merekam untuk dokumentasi," ujar Renti, menggambarkan perubahan suasana di dalam lift. Ryan menambahkan, "Saya sempat bertanya ke sekuriti, katanya ini sudah pernah kejadian sebelumnya. Tapi tidak pernah diumumkan."

Teknisi baru tiba 30 menit setelah kejadian, namun tidak ada petugas yang berjaga di lantai atas saat itu. Setelah berhasil dievakuasi, para korban menolak untuk kembali menggunakan lift yang sama dan memilih turun menggunakan lift barang dengan pendampingan petugas dan tim medis.

Kekecewaan mendalam dirasakan para korban atas respons pihak pengelola gedung. Mereka merasa pihak pengelola meremehkan keselamatan mereka, bahkan menganggap mereka hanya sebagai "tamu internal".

"Cuma bilang ‘ya sudah, maaf’, itu pun sekadar saja," ungkap Renti, menyayangkan kurangnya empati dari pihak pengelola.

Ryan menambahkan, "Saya marah karena keselamatan kami dianggap sepele. Walaupun kami ‘cuma tamu undangan’, kami juga manusia. Bagaimana kalau itu terjadi ke keluarga mereka sendiri?"

Baik Renti maupun Ryan telah membagikan video insiden tersebut di media sosial. Mereka menegaskan bahwa tindakan mereka bukan untuk mencari sensasi, melainkan untuk mendorong perbaikan sistem keamanan gedung.

"Saya enggak cari kompensasi. Saya cuma ingin sistem keamanannya diperbaiki. Jangan tunggu sampai ada yang meninggal baru bertindak," tegas Ryan.

Insiden ini memunculkan pertanyaan serius mengenai kesiapan dan standar keamanan gedung Thamrin Nine sebelum dibuka untuk umum. Para korban berharap agar pihak pengelola segera melakukan evaluasi menyeluruh dan meningkatkan sistem keamanan demi mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

"Saya bangga Indonesia punya gedung setinggi ini. Tapi tolong pastikan semua sistem aman sebelum dibuka. Ini soal nyawa manusia," pungkas Renti.

Hingga saat ini, pihak manajemen Thamrin Nine belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut.

Dampak dan Reaksi

Insiden ini telah memicu diskusi luas di media sosial dan masyarakat mengenai pentingnya keselamatan di gedung-gedung tinggi. Banyak yang menyuarakan keprihatinan mereka dan menuntut transparansi serta tindakan perbaikan dari pihak pengelola Thamrin Nine.

Kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi pengelola gedung-gedung tinggi lainnya untuk lebih memperhatikan keselamatan pengunjung dan memastikan bahwa semua sistem keamanan berfungsi dengan baik.

Harapan ke Depan

Para korban berharap agar insiden ini menjadi titik balik bagi Thamrin Nine untuk meningkatkan standar keamanan dan memberikan jaminan keselamatan bagi semua pengunjung. Mereka juga berharap agar pihak berwenang dapat melakukan audit independen untuk memastikan bahwa gedung tersebut memenuhi semua persyaratan keselamatan yang berlaku.

Ke depannya, diharapkan agar tidak ada lagi kejadian serupa yang menimpa pengunjung di gedung-gedung tinggi di Indonesia. Keselamatan harus menjadi prioritas utama, dan semua pihak terkait harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua.

Rincian kejadian:

  • Waktu Kejadian: Sabtu, 7 Juni 2025
  • Lokasi: Lift di lantai 99 gedung Thamrin Nine, Jakarta
  • Korban: Renti Amel, Ryan Goutama, dan 14 orang lainnya
  • Penyebab: Kerusakan lift
  • Dampak: Kepanikan, kekhawatiran, dan tuntutan perbaikan sistem keamanan

Tuntutan Korban:

  • Permintaan maaf resmi dari pihak pengelola
  • Evaluasi menyeluruh dan peningkatan sistem keamanan
  • Jaminan keselamatan bagi semua pengunjung