Serangan Harimau Sumatera Resahkan Peternak Aceh Tenggara, Patroli Gabungan Ditingkatkan
Harimau Sumatera Teror Ternak Warga, Tim Gabungan Intensifkan Patroli di Aceh Tenggara
Kabupaten Aceh Tenggara, kembali diresahkan dengan kemunculan Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang dilaporkan memangsa ternak milik warga. Menanggapi situasi ini, tim gabungan dari Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, serta mitra terkait, meningkatkan kegiatan patroli di sekitar wilayah Desa Gulo, Kecamatan Darul Hasanah.
Andrinaldi Adnan, Kepala Bidang Teknis Konservasi BBTNGL, menyampaikan bahwa peningkatan patroli ini bertujuan untuk memantau pergerakan harimau dan mencegah interaksi negatif lebih lanjut antara satwa dilindungi tersebut dengan masyarakat. Langkah ini diambil setelah adanya laporan dari warga mengenai serangan harimau terhadap ternak sapi di perkebunan karet pada tanggal 7 Juni 2025.
Lokasi kejadian berada di luar kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, sekitar dua kilometer dari pemukiman penduduk. Setelah menerima laporan, BBTNGL segera berkoordinasi dengan BKSDA Aceh untuk melakukan tindakan investigasi dan penanganan lebih lanjut.
Tim gabungan yang diterjunkan ke lokasi menemukan sisa-sisa tubuh sapi yang diduga kuat menjadi korban serangan harimau. Selain melakukan pelacakan keberadaan harimau, tim juga memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai cara-cara pencegahan interaksi negatif dengan satwa liar.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh tim gabungan meliputi:
- Patroli Intensif: Meningkatkan frekuensi dan cakupan patroli di wilayah yang rawan terjadi konflik antara harimau dan manusia.
- Observasi Lokasi: Memantau dan melacak keberadaan harimau di sekitar lokasi kejadian.
- Edukasi Masyarakat: Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai perilaku harimau dan cara menghindari interaksi negatif.
- Fasilitasi Kandang Anti-Harimau: Membantu masyarakat, khususnya pemilik ternak, dalam pembuatan kandang yang aman dan dapat melindungi hewan ternak dari serangan harimau.
Andrinaldi Adnan mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Leuser untuk tidak melepasliarkan hewan ternak tanpa pengawasan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya interaksi negatif antara satwa liar dan manusia. Ia juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian Harimau Sumatera, yang merupakan satwa endemik Pulau Sumatera dan berstatus terancam kritis menurut daftar lembaga konservasi dunia IUCN. Kondisi ini berarti Harimau Sumatera menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di habitat alaminya.
Upaya perlindungan Harimau Sumatera membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan organisasi konservasi. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, diharapkan populasi Harimau Sumatera dapat terus terjaga dan terhindar dari kepunahan.