Indonesia Optimis Raih Swasembada Gula Dalam Tiga Tahun Mendatang
Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar untuk mencapai swasembada gula dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan keyakinannya bahwa target ini realistis dan dapat dicapai melalui serangkaian strategi komprehensif yang difokuskan pada peningkatan produktivitas dan efisiensi di sektor perkebunan tebu.
Keyakinan ini muncul setelah keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan stok beras nasional. Gula menjadi komoditas prioritas berikutnya yang akan digenjot produksinya. Pemerintah telah menyiapkan strategi yang berfokus pada:
- Peningkatan produktivitas tebu per hektar.
- Efisiensi dalam budidaya tebu.
- Pemberdayaan petani tebu secara berkelanjutan.
- Peningkatan pendapatan petani tebu.
Mentan Amran menyampaikan bahwa stok pangan, khususnya beras, telah mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah Indonesia merdeka, yaitu 4 juta ton. Oleh karena itu, perhatian kini dialihkan ke komoditas perkebunan seperti tebu, kopi, kakao, dan karet. Fokus utama saat ini adalah tebu, dengan harapan Indonesia dapat meraih swasembada gula dalam waktu 2 hingga 3 tahun, atau paling lambat 4 hingga 5 tahun.
Guna mencapai target tersebut, pemerintah telah merumuskan enam strategi kunci yang akan diimplementasikan secara terpadu:
- Penguatan Penyuluhan: Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyuluhan kepada petani tebu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam praktik pertanian yang baik.
- Perbaikan Sistem Pengelolaan Perkebunan: Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan perkebunan tebu, termasuk dalam hal pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta panen dan pasca panen.
- Penyediaan Sarana Produksi: Memastikan ketersediaan sarana produksi yang memadai, seperti benih unggul, pupuk, dan pestisida, serta mempermudah akses petani terhadap sarana produksi tersebut.
- Irigasi: Memperbaiki dan memperluas sistem irigasi untuk memastikan ketersediaan air yang cukup bagi tanaman tebu, terutama pada musim kemarau.
- Pengelolaan Tanah: Meningkatkan kesuburan tanah melalui praktik pengelolaan tanah yang berkelanjutan, seperti pemupukan organik dan konservasi tanah.
- Harga yang Menguntungkan: Menetapkan harga tebu yang adil dan menguntungkan bagi petani, sehingga memberikan insentif bagi mereka untuk meningkatkan produksi.
Mentan Amran menekankan bahwa keberhasilan implementasi keenam strategi ini membutuhkan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sektor swasta. Kolaborasi ini dianggap krusial untuk mengatasi berbagai tantangan dan hambatan yang mungkin muncul dalam upaya mencapai swasembada gula.
Selain itu, pemerintah juga bertekad untuk meningkatkan produktivitas gula nasional, yang saat ini masih berada di kisaran 4 ton per hektar. Sebagai perbandingan, pada era 1930-an, produksi gula per hektar pernah mencapai angka 14 ton. Pemerintah optimis bahwa dengan penerapan teknologi dan praktik pertanian yang lebih baik, produktivitas gula dapat ditingkatkan secara signifikan.
Dengan tren produksi yang positif, pemerintah juga yakin bahwa kebutuhan gula konsumsi dalam negeri dapat dipenuhi sepenuhnya paling lambat pada tahun 2026. Jika Indonesia berhasil mencapai swasembada gula, negara dapat menghemat devisa hingga Rp 40 triliun. Pemerintah akan fokus pada pemenuhan kebutuhan gula konsumsi terlebih dahulu, kemudian secara bertahap meningkatkan produksi gula industri.
Sebagai informasi tambahan, Peraturan Presiden No. 40 Tahun 2023 menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada tahun 2028, dan swasembada gula industri serta bioetanol pada tahun 2030. Pada tahun 2024, produksi gula nasional tercatat sebesar 2,46 juta ton, meningkat 8,57 persen dibandingkan tahun 2023. Meskipun demikian, kebutuhan nasional mencapai 8,1 juta ton, sehingga masih diperlukan tambahan 5,6 juta ton untuk mencapai swasembada.