Kabupaten Buleleng Catatkan Kasus Tuberkulosis Tertinggi Kedua di Bali, Pemerintah Daerah Intensifkan Penanganan
Kabupaten Buleleng, Bali, tengah menghadapi tantangan kesehatan masyarakat yang signifikan dengan tingginya angka kasus tuberkulosis (TBC). Data terbaru dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali per April 2025 menunjukkan bahwa Buleleng menduduki peringkat kedua tertinggi di Bali dalam jumlah kasus TBC, dengan 230 kasus tercatat. Angka ini menempatkan Buleleng di bawah Kota Denpasar yang mencatatkan 452 kasus.
Menanggapi situasi ini, Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra, menyatakan bahwa tingginya angka kasus TBC di wilayahnya sejalan dengan jumlah penduduk Buleleng yang merupakan yang terbesar di Bali, mencapai lebih dari 826.000 jiwa. Sutjidra menekankan pentingnya penanganan TBC secara komprehensif dan berkelanjutan. Ia juga menyoroti korelasi antara kondisi perumahan yang tidak layak huni dengan penyebaran penyakit TBC. Rumah-rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, seringkali berada di lingkungan yang kumuh, menciptakan kondisi ideal bagi penularan TBC.
Sebagai bagian dari upaya eliminasi TBC, Pemerintah Kabupaten Buleleng memprioritaskan program pengentasan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Program ini bertujuan untuk merehabilitasi atau membangun kembali rumah-rumah yang tidak memenuhi standar kesehatan, memastikan ventilasi yang baik, serta melindungi penghuninya dari cuaca ekstrem. Dengan memperbaiki kondisi perumahan, diharapkan lingkungan masyarakat menjadi lebih bersih dan sehat, sehingga mengurangi risiko penularan TBC.
Sutjidra menambahkan bahwa program RTLH merupakan investasi jangka panjang dalam kesehatan masyarakat. Dengan memberikan tempat tinggal yang layak, pemerintah daerah berharap dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Buleleng secara keseluruhan dan mengurangi beban penyakit TBC.
Selain fokus pada perbaikan kondisi perumahan, Pemerintah Kabupaten Buleleng juga menaruh perhatian pada potensi vaksin TBC. Sutjidra menyatakan dukungannya terhadap uji coba vaksin TBC di Indonesia, dengan harapan bahwa vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan tambahan bagi masyarakat. Namun, ia menekankan pentingnya uji coba yang cermat dan teliti untuk memastikan keamanan dan efektivitas vaksin sebelum diterapkan secara luas. Sutjidra juga menyatakan kesiapannya untuk mendukung program vaksinasi TBC jika terbukti bermanfaat bagi masyarakat Buleleng, meskipun rincian teknis dan jumlah jatah vaksin yang akan diterima Buleleng belum ditentukan.
Upaya penanganan TBC di Buleleng melibatkan berbagai pihak, termasuk petugas kesehatan, relawan masyarakat, dan organisasi non-pemerintah. Dengan kerjasama yang solid dan komitmen yang kuat, diharapkan Buleleng dapat menekan angka kasus TBC dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.
Berikut adalah poin-poin penting yang ditekankan oleh Bupati Buleleng:
- Prioritaskan program pengentasan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
- Mendukung uji coba vaksin TBC di Indonesia, dengan harapan bahwa vaksin tersebut dapat memberikan perlindungan tambahan bagi masyarakat.