Antisipasi Gejolak Global, Dewan Ekonomi Nasional Susun Strategi untuk Prabowo
Dewan Ekonomi Nasional (DEN) tengah merumuskan serangkaian rekomendasi strategis bagi Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dalam menghadapi turbulensi ekonomi global yang semakin kompleks. Fokus utama rekomendasi ini adalah respons Indonesia terhadap dinamika yang ditimbulkan oleh perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, terutama setelah pengumuman penerapan tarif resiprokal pada awal April lalu.
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengadakan rapat internal untuk memfinalisasi rekomendasi tersebut. Rapat ini akan membahas berbagai aspek, termasuk langkah-langkah mitigasi yang perlu diambil Indonesia dalam menghadapi ketegangan antara dua kekuatan ekonomi dunia, serta proyeksi dampaknya terhadap perekonomian nasional.
"Kami sedang mempersiapkan rekomendasi untuk Presiden Prabowo terkait bagaimana kita merespons perkembangan di AS dan China, serta seberapa besar dampak yang mungkin timbul pada ekonomi Indonesia," ujar Luhut dalam acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta.
Luhut menyoroti bahwa AS saat ini tengah menghadapi ketidakpastian ekonomi, sementara China juga bergulat dengan berbagai tantangan internal. Kombinasi kedua faktor ini menciptakan lanskap global yang sulit diprediksi, menuntut kesiapan Indonesia untuk menghadapi berbagai skenario.
"Situasi ini sangat sulit diprediksi, tetapi kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi skenario terburuk dan terbaik," tegasnya.
Kondisi di Eropa juga menjadi perhatian DEN. Luhut mengamati adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut, diperparah dengan potensi pengurangan intensitas kerja sama dari AS. Selain itu, konflik antara Eropa dan Rusia semakin memperkeruh situasi ekonomi global.
Di tengah gejolak global ini, Luhut menilai bahwa ekonomi Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Namun, ia mengingatkan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029, Indonesia harus mampu mempertahankan pertumbuhan di atas 5% secara konsisten.
"Kita harus menjaga pertumbuhan di atas 5% untuk mencapai target 8-9% pada tahun 2029. Pertanyaannya, apakah ini realistis? Saya yakin bisa dicapai, asalkan kita bekerja sama secara detail. Tidak cukup hanya memberikan instruksi, tetapi kita harus terlibat langsung dalam implementasi proyek," pungkasnya.
Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius tersebut, DEN menekankan pentingnya kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan seluruh elemen masyarakat. Keterlibatan detail dalam setiap proyek, serta pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, akan menjadi kunci keberhasilan Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.