Mega Proyek Tanggul Laut Raksasa: Investor Lokal dan Asing Antusias Sambut Pembangunan

Pemerintah terus memacu persiapan realisasi proyek ambisius Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall (GSW), sebuah inisiatif infrastruktur skala besar yang menarik perhatian berbagai investor, baik dari dalam maupun luar negeri.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa proyek ini masih dalam tahap perumusan konsep yang matang. Meskipun demikian, sejumlah investor besar telah menyatakan minatnya untuk terlibat dalam pembangunan GSW. "Giant Sea Wall masih dikonsepkan dulu dengan matang. Itu juga pada saat kita mengkonsepkan mesti akan diskusi dengan beberapa calon investor besar, supaya pada saat kita konsepnya itu matang, memang matang untuk dilempar ke pasar," ujar Dody di sela-sela acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta.

Ketertarikan terhadap mega proyek yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto ini datang dari berbagai negara, termasuk Eropa dan Timur Tengah. Menteri Dody secara khusus menyoroti minat yang besar dari investor asal Tiongkok. "Yang paling banyak Cina pasti. Tapi yang lain-lain juga ada. Kemarin kan saya ketemu beberapa dubes mereka yang di sini, Jepang juga tertarik, banyak kok, Korea tertarik. Eropa juga, beberapa tertarik, Belanda terutama kalau Giant Sea Wall kan," ungkapnya.

Selain investor asing, sejumlah perusahaan swasta lokal yang bergerak di sektor properti juga menunjukkan ketertarikannya untuk berpartisipasi dalam proyek GSW. Namun, Menteri Dody menekankan pentingnya kolaborasi dengan investor dari sektor lain untuk membentuk konsorsium yang solid. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya akan menghasilkan kawasan hunian, tetapi juga akses jalan dan tanggul yang terintegrasi. "Rata-rata sih orang-orang properti ya. Karena kan yang dikejar kan propertinya. Cuman Giant Sea Wall juga sama. Tapi nggak bisa orang-orang properti doang. Itu ada tanggulnya, ada jalannya, ada propertinya," jelas Dody.

Menteri Dody juga menyampaikan dukungannya terhadap pembentukan Badan Otorita Tanggul Laut Pantai Utara Jawa. Menurutnya, langkah ini akan mempercepat realisasi proyek Giant Sea Wall. "Kalau mau mempercepat itu satu-satunya jalan harus ada Badan Otorita. Selama ini kan cuman omon-omon doang. Bappenas, Menko Perekonomian, belum clear. Memang betul, aturannya juga agak repot. Beberapa tahun lalu kita sudah keluarkan aturan dan itu masih on," kata Dody.

Sebagai informasi tambahan, Presiden Prabowo Subianto memperkirakan bahwa pembangunan Giant Sea Wall akan membutuhkan anggaran sebesar US$ 80 miliar atau sekitar Rp 1.300 triliun (dengan kurs Rp 16.250). Proyek ini akan membentang sepanjang 500 km dari Banten hingga Jawa Timur.

"Kalau sampai ke Jawa Timur mungkin butuh waktu 20 tahun, 15 sampai 20 tahun. Tidak ada masalah, ada pepatah kuno 'perjalanan 1.000 kilometer dimulai oleh satu langkah'. Kita akan segera mulai itu," pungkas Prabowo dalam sambutannya di acara ICI.