Pengembang Properti Mendorong Pemerintah untuk Memberikan Insentif bagi Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan hunian yang berwawasan lingkungan atau green building semakin menjadi perhatian di tengah isu perubahan iklim global. Konsep ini tidak hanya mendukung gaya hidup sehat bagi penghuninya, tetapi juga berkontribusi pada upaya mitigasi pemanasan global. Namun, implementasi hunian hijau seringkali membutuhkan investasi yang lebih besar, sehingga pengembang properti berharap adanya dukungan dari pemerintah.
Dalam sebuah diskusi daring yang diadakan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024, Direktur Utama PT Summarecon Agung Tbk, Adrianto Pitojo Adi, menyampaikan aspirasinya agar pemerintah memberikan insentif khusus bagi pengembang yang berkomitmen pada pembangunan hunian hijau. Menurutnya, insentif ini akan menjadi stimulus positif bagi pengembang untuk lebih berani berinvestasi dalam proyek-proyek berkelanjutan.
Adrianto menjelaskan bahwa pembangunan hunian hijau dengan standar yang benar dapat meningkatkan investasi hingga 30-35%. Hal ini disebabkan oleh penggunaan material ramah lingkungan, teknologi hemat energi, dan sistem pengelolaan air yang efisien. Dengan adanya insentif dari pemerintah, pengembang seperti Summarecon akan lebih termotivasi untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan dalam setiap proyeknya.
Selain dukungan finansial, Adrianto juga menyoroti pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat dan pentingnya konsep hunian hijau. Ia mengakui bahwa saat ini, belum banyak konsumen yang menjadikan aspek green building sebagai faktor utama dalam keputusan pembelian rumah. Oleh karena itu, diperlukan upaya sosialisasi yang masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup berkelanjutan.
"Edukasi perlu dilakukan kepada masyarakat, dan pengembang yang membangun hunian hijau juga harus diberikan insentif yang memadai. Dengan demikian, apresiasi terhadap pembangunan green building dapat berjalan dengan baik," ujar Adrianto.
Summarecon sendiri telah mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan dalam seluruh kawasan kota terpadu yang mereka kembangkan. Salah satu contohnya adalah program daur ulang sampah yang berhasil mengumpulkan 508 ton sampah pada tahun 2024. Selain itu, 55 ton sampah organik didaur ulang menjadi pakan maggot. Upaya ini merupakan bagian dari Summarecon Sustainability Report 2024, yang menunjukkan komitmen perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Selain pengelolaan sampah, Summarecon juga aktif dalam pelestarian keanekaragaman hayati melalui program penanaman pohon di kawasan Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi. Hingga tahun 2024, total 1.456 pohon telah ditanam sebagai bagian dari upaya konservasi lingkungan.
Berikut adalah beberapa contoh inisiatif Summarecon dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan:
- Pengelolaan Sampah: Daur ulang sampah mencapai 508 ton, dan pemanfaatan sampah organik untuk pakan maggot sebanyak 55 ton.
- Penanaman Pohon: Penanaman 1.456 pohon di kawasan Summarecon Serpong dan Summarecon Bekasi.
- Penggunaan Material Ramah Lingkungan: Memprioritaskan penggunaan material bangunan yang memiliki sertifikasi green label.
- Efisiensi Energi: Mengimplementasikan sistem pencahayaan dan pendinginan yang hemat energi.
- Pengelolaan Air: Membangun sistem pengolahan air limbah dan pemanenan air hujan.
Dengan berbagai upaya ini, Summarecon berharap dapat menjadi contoh bagi pengembang properti lainnya dalam menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan. Dukungan dari pemerintah melalui insentif dan edukasi masyarakat akan semakin mempercepat adopsi green building di Indonesia.