Akses Jalan Trans Sulawesi di Minahasa Terputus Akibat Tanah Amblas

Jalan Trans Sulawesi Lumpuh Total Akibat Amblas di Minahasa

Ruas jalan utama Trans Sulawesi yang terletak di pesisir Pantai Bulotoan, Desa Rerer Satu, Kecamatan Kombi, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, mengalami kerusakan parah akibat amblas. Peristiwa ini mengakibatkan lumpuhnya total akses lalu lintas bagi kendaraan roda dua maupun roda empat.

Peristiwa amblasnya jalan terjadi pada Kamis, 12 Juni 2025, sekitar pukul 15.30 WITA. Diduga kuat, curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut menjadi pemicu utama jebolnya dinding gorong-gorong jalan. Kombinasi antara air laut pasang dan aliran air dari rawa di sekitar lokasi memperparah kondisi, menyebabkan badan jalan selebar kurang lebih 8 meter ambruk dengan kerusakan mencapai sekitar 5 hingga 10 meter.

Menurut keterangan pihak berwajib, kerusakan jalan ini disebabkan oleh kombinasi faktor alam dan aktivitas manusia. Intensitas hujan yang tinggi, gelombang laut pasang, minimnya saluran pembuangan air dari rawa ke laut, serta struktur tanah berpasir di kawasan tersebut menjadi faktor alam yang berkontribusi terhadap amblasnya jalan. Selain itu, diduga ada aktivitas penggalian di sekitar bibir gorong-gorong oleh warga dengan tujuan mengalirkan air rawa untuk menangkap ikan. Tindakan ini justru mempercepat kerusakan karena volume air yang besar merembes ke sela gorong-gorong, menyebabkan badan jalan retak hingga akhirnya jebol.

Akibat putusnya jalan Trans Sulawesi ini, tidak hanya arus lalu lintas yang terganggu, tetapi juga sektor pariwisata di wilayah tersebut. Daerah ini dikenal sebagai daerah wisata pantai yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Jalur ini seringkali menjadi akses utama bagi para pejabat pemerintah daerah yang hendak menuju lokasi kegiatan atau tempat wisata pribadi di sepanjang pesisir Minahasa hingga Bolaang Mongondow. Dengan kondisi jalan yang terputus, aktivitas pariwisata dan mobilitas pemerintahan ikut terdampak.

Saat ini, ruas jalan yang amblas telah ditutup total untuk umum. Pihak berwenang telah memberlakukan pengalihan arus lalu lintas guna meminimalisir dampak kemacetan. Masyarakat sekitar diimbau untuk tidak mendekati lokasi kejadian demi menghindari potensi risiko longsor susulan atau kecelakaan.

Dampak Lebih Lanjut dan Upaya Penanganan

Selain dampak langsung terhadap transportasi dan pariwisata, amblasnya jalan Trans Sulawesi ini juga berpotensi menimbulkan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat sekitar. Distribusi barang dan jasa menjadi terhambat, yang dapat memengaruhi harga kebutuhan pokok dan aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, penanganan cepat dan tepat sangat diperlukan untuk memulihkan akses jalan dan meminimalkan kerugian yang dialami masyarakat.

Pemerintah daerah dan instansi terkait diharapkan segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki kerusakan jalan. Beberapa opsi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Pembangunan jalan alternatif: Mencari dan membangun jalan alternatif sementara agar arus lalu lintas dapat kembali berjalan meskipun terbatas.
  • Perbaikan gorong-gorong: Memperbaiki atau mengganti gorong-gorong yang jebol dengan konstruksi yang lebih kuat dan tahan terhadap erosi.
  • Penguatan struktur tanah: Melakukan penguatan struktur tanah di sekitar jalan dengan metode seperti pemasangan tiang pancang atau penanaman vegetasi yang dapat menahan erosi.
  • Peningkatan sistem drainase: Meningkatkan sistem drainase di kawasan tersebut untuk mengurangi risiko genangan air dan erosi.

Penanganan masalah ini memerlukan koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat setempat. Partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan dan melaporkan potensi kerusakan infrastruktur juga sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.