Berkah Musim Pernikahan: Pengrajin Ronce Melati di Bangkalan Raih Omzet Tinggi
Masyarakat di Dusun Bunalas, Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menyambut bulan Syawal dan Dzulhijjah dengan penuh suka cita. Bagi para pengrajin ronce melati di wilayah ini, kedua bulan tersebut menjadi momentum penting untuk meningkatkan pendapatan mereka, seiring dengan lonjakan permintaan ronce melati untuk berbagai keperluan pernikahan.
Kondisi geografis Dusun Bunalas yang subur memungkinkan sebagian besar lahan pertanian dimanfaatkan untuk budidaya melati. Hal ini menjadikan kerajinan ronce melati sebagai mata pencaharian utama bagi sebagian besar warganya. Salah satu pengrajin ronce melati yang sukses adalah Masriya (32). Ia mengungkapkan bahwa bisnis keluarga ini telah berjalan sejak tahun 1960-an.
Menurut Masriya, usaha ini dirintis oleh nenek buyutnya yang melihat potensi besar dari melimpahnya tanaman melati di daerah tersebut. Awalnya, ronce melati hanya dibuat untuk keperluan kalung pengantin. Namun, seiring berjalannya waktu, permintaan terus meningkat dan bisnis ini berkembang hingga generasi keempat.
Masriya sendiri sudah akrab dengan dunia ronce melati sejak kecil. Ia sering memperhatikan ibunya membuat ronce dan belajar merangkai bunga melati dari sisa-sisa bahan. Keseriusannya dalam menekuni kerajinan ini dimulai saat ia duduk di bangku SMP. Ia membantu ibunya sepulang sekolah dan mendapatkan upah sebagai tambahan uang jajan. Kecintaannya pada kerajinan ronce melati terus berlanjut hingga kini, dan ia memutuskan untuk melanjutkan usaha keluarga ini.
Kini, usaha ronce melati milik Masriya telah dikenal luas dan memiliki puluhan pekerja yang membantunya memenuhi pesanan. Pada musim pernikahan seperti saat ini, Masriya mampu menerima hingga 30 set pesanan per hari. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan hari-hari biasa yang hanya berkisar antara 5 hingga 10 pesanan.
Setiap pekerja akan menerima upah sesuai dengan tingkat kesulitan dan kecepatan dalam membuat ronce. Upah yang diberikan berkisar antara Rp 30.000 hingga Rp 50.000 per ronce yang berhasil diselesaikan. Masriya menuturkan bahwa dalam sehari, ia dibantu oleh 15 hingga 20 pekerja untuk menyelesaikan 30 set ronce melati pengantin pesanan pelanggan.
Proses pengerjaan setiap pesanan biasanya memakan waktu satu hari. Setelah selesai, ronce melati akan diantar langsung oleh pekerja kepada pelanggan. Harga ronce melati bervariasi, mulai dari Rp 300.000 hingga jutaan rupiah, tergantung pada kondisi cuaca yang memengaruhi kualitas dan ketahanan bunga melati. Masriya mencontohkan, harga satu set ronce pengantin perempuan biasanya Rp 500.000. Namun, jika harga melati sedang tinggi, harga bisa mencapai Rp 750.000 per set, termasuk tutup sanggul dan aksesori lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, Masriya juga mendatangkan kuncup melati dari Surabaya, terutama jika stok lokal tidak mencukupi. Ia biasanya membeli melati di pasar bunga Kayoon Surabaya.
Keunggulan ronce melati buatan Masriya adalah ketahanannya yang bisa mencapai hingga satu minggu. Hal ini dikarenakan Masriya menggunakan kuncup melati segar yang baru dipetik. Kualitas ini membuat pasar Masriya semakin luas, hingga mencapai Surabaya dan Malang. Pemasaran produknya juga dibantu oleh media sosial.
Usaha ronce melati Masriya tidak hanya melayani pesanan untuk pengantin, tetapi juga untuk berbagai keperluan lainnya, seperti ronce melati untuk nisan makam. Ronce melati untuk makam memiliki detail yang lebih rumit dan menggunakan berbagai jenis bunga, tidak hanya melati. Ukurannya pun lebih besar dan bertumpuk.
Salah satu pelanggan setia Masriya, Nurul, mengaku sering memesan ronce melati dari Masriya karena kualitasnya yang bagus dan tahan lama. Selain itu, proses pengerjaannya juga cepat, bahkan bisa dikerjakan secara mendesak tanpa mengurangi kualitas dan ketahanan bunga.