Metode Gasing: 179 Guru dari Berbagai Disiplin Ilmiah Ikuti Pelatihan Matematika Inovatif

Metode Gasing: Inovasi Pembelajaran Matematika untuk Guru Indonesia

Sebanyak 179 guru dari berbagai mata pelajaran, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, berpartisipasi dalam pelatihan intensif metode pengajaran matematika 'Gasing' yang digelar selama delapan hari di Wisma Hijau, Mekarsari, Cimanggis. Pelatihan yang diselenggarakan dalam kerangka 'Program Pelatihan Persiapan Talenta Muda bagi Guru Pembimbing Tahun Anggaran 2025' ini merupakan kolaborasi perdana antara Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta dijalankan oleh Universitas Prof Dr HAMKA (UHAMKA). Acara yang berakhir pada Selasa, 11 Maret 2025, ini menandai langkah signifikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan matematika di Indonesia. Para peserta pelatihan, yang mencakup guru mata pelajaran seperti Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK) dan Bahasa Inggris, menunjukkan antusiasme tinggi dalam mempelajari metode inovatif ini.

Metode 'Gasing', singkatan dari Gampang, Asyik, dan Menyenangkan, dirancang oleh Prof. Yohanes Surya untuk mengatasi persepsi negatif terhadap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Metode ini menekankan pembelajaran melalui permainan, nyanyian, dan pendekatan yang interaktif, bertujuan untuk menumbuhkan minat dan pemahaman siswa terhadap matematika. Pelatihan tersebut dipandu langsung oleh Prof. Yohanes Surya dan timnya, yang membimbing para guru dalam mengimplementasikan metode Gasing di kelas masing-masing. Para mentor, seperti Asrida Sigiro, menggunakan pendekatan yang energik dan menyenangkan untuk menyampaikan materi pelatihan, menciptakan suasana belajar yang dinamis dan memotivasi.

Target Peningkatan Numerasi dan Skor PISA

Wakil Rektor 3 UHAMKA, Prof. Dr. Hj. Nani Solihati, M.Pd., menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh guru-guru dari 88 sekolah di 24 provinsi di Indonesia. Tujuan utama pelatihan ini adalah meningkatkan kemampuan numerasi guru dan, pada akhirnya, meningkatkan skor PISA Indonesia. Namun, tujuannya bukan hanya sebatas peningkatan skor tersebut, melainkan juga untuk membekali guru dengan metode pengajaran yang lebih efektif, menyenangkan, dan mudah dipahami oleh siswa. Setelah pelatihan intensif selama delapan hari, para guru akan menjalani masa magang di sekolah-sekolah terpilih hingga 21 Maret 2025. Mereka tidak hanya akan menerapkan metode Gasing dalam pembelajaran, tetapi juga akan berperan sebagai pelatih bagi guru-guru lain di sekolah masing-masing, menularkan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh.

Kesaksian Guru Peserta Pelatihan

Jeni Pa Nyola, guru Bahasa Inggris dari Kabupaten Lanny Jaya, Papua Pegunungan, yang sebelumnya tidak memiliki latar belakang pendidikan matematika, menyatakan bahwa metode Gasing telah memberinya kemampuan untuk mengajar matematika dengan cara yang mudah, menyenangkan, dan efektif. Hal senada diungkapkan Titin Usmar, guru PJOK dari Buton, Sulawesi Tenggara, yang terpilih sebagai salah satu dari 10 peserta terbaik. Ia menekankan aspek penggunaan alat peraga konkret dalam metode Gasing untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep matematika abstrak. Titin juga menjelaskan bahwa metode ini tidak terbatas pada pembelajaran matematika saja, tetapi juga dapat diadaptasi untuk mata pelajaran lain. Penggunaan ice breaking, nyanyian, dan pendekatan yang menyenangkan, menurut Titin, sangat efektif dalam merangsang otak siswa dan meningkatkan penyerapan materi pelajaran.

Dukungan dari Tokoh Nasional

Program pelatihan ini mendapatkan perhatian dari tokoh nasional. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengunjungi para peserta pelatihan pada Senin, 10 Maret 2025. Dalam unggahan Instagram-nya, Luhut menggarisbawahi pentingnya pelatihan ini dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil dan memastikan pemerataan akses pendidikan di seluruh Indonesia. Luhut juga menyoroti keberhasilan Gasing Academy dalam melatih lebih dari 31.000 guru dan hampir setengah juta murid sejak tahun 2022. Kehadiran Luhut memberikan dukungan kuat terhadap program ini dan menegaskan komitmen pemerintah dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Program ini juga memberikan kesempatan bagi 102 guru untuk melanjutkan studi S2 di UPI dan 20 siswa terbaik untuk mempersiapkan diri dalam olimpiade matematika serta pengembangan AI-TOBA, sebuah kecerdasan buatan untuk pembelajaran matematika.