Serangan Rudal Iran Lukai Puluhan Warga Israel, Ketegangan Regional Meningkat

Israel dikejutkan oleh serangan rudal yang dilancarkan oleh Iran pada Jumat malam, menyebabkan sedikitnya 34 orang mengalami luka-luka. Layanan darurat Israel, Magen David Adom (MDA), melaporkan bahwa para korban luka berada di wilayah Gush Dan, dan salah satu korban dilaporkan dalam kondisi kritis. Tim medis segera dikerahkan untuk memberikan perawatan darurat dan mengevakuasi para korban ke rumah sakit.

Serangan ini merupakan balasan atas serangan Israel sebelumnya terhadap fasilitas nuklir dan militer di Teheran pada Jumat pagi, yang menewaskan sejumlah pejabat tinggi Iran, termasuk kepala Garda Revolusi Iran Hossein Salami dan kepala staf angkatan bersenjata Iran Mohammad Bagheri, serta enam ilmuwan nuklir. Serangan Israel juga dilaporkan menyebabkan jatuhnya korban sipil, termasuk anak-anak.

Garda Revolusi Iran mengklaim bahwa serangan rudal mereka menargetkan puluhan target militer dan pangkalan udara Israel. Ledakan keras terdengar di Tel Aviv dan Yerusalem, dan sirene peringatan serangan udara meraung di seluruh wilayah Israel, memaksa warga untuk mencari perlindungan. Militer Israel menyatakan bahwa Iran melancarkan serangan dalam dua gelombang.

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Iravani, melaporkan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa serangan Israel sebelumnya menewaskan sedikitnya 78 orang, termasuk pejabat militer senior, dan melukai lebih dari 320 orang lainnya. Iravani menekankan bahwa sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk anak-anak dan wanita.

Rincian Serangan dan Dampaknya:

  • Korban Luka: Sedikitnya 34 warga Israel terluka, satu dalam kondisi kritis.
  • Lokasi Serangan: Wilayah Gush Dan, Tel Aviv, dan Yerusalem.
  • Pelaku: Garda Revolusi Iran.
  • Motif: Balasan atas serangan Israel terhadap fasilitas Iran.
  • Korban Serangan Israel di Iran: 78 tewas, 320 luka-luka, termasuk pejabat militer dan warga sipil.

Situasi ini semakin memperburuk ketegangan antara kedua negara dan meningkatkan kekhawatiran akan konflik regional yang lebih luas. Dunia internasional menyerukan deeskalasi dan mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri.