Israel Diduga Serang Fasilitas Nuklir Iran: Tinjauan Lokasi dan Dampaknya

Serangan yang diduga dilancarkan Israel terhadap sejumlah fasilitas nuklir Iran telah memicu kekhawatiran global mengenai masa depan program nuklir negara tersebut. Klaim dari militer Israel terkait serangan yang menargetkan berbagai lokasi pada pertengahan Juni lalu, telah memunculkan pertanyaan tentang dampak sebenarnya dan target spesifik yang disasar. Artikel ini akan mengulas lokasi-lokasi penting yang terkait dengan program nuklir Iran, menyoroti fungsi dan sejarahnya, serta potensi implikasi dari serangan yang diklaim tersebut.

Lokasi-Lokasi Kunci Program Nuklir Iran

  • Natanz: Fasilitas Pengayaan Uranium Natanz (FEP) adalah pusat pengayaan uranium terbesar di Iran. Terdiri dari dua bagian utama, yaitu Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar Percobaan (PFEP) dan Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar Utama (FEP). Dibangun di bawah tanah untuk memberikan perlindungan dari serangan udara, Natanz merupakan lokasi sentrifugal gas yang memproses uranium heksafluorida untuk memisahkan isotop U-235. Meskipun Iran menyatakan bahwa uranium yang diperkaya digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir, kekhawatiran tetap ada karena tingkat pengayaan yang lebih tinggi dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir. Pasca penarikan AS dari JCPOA, Iran dilaporkan telah meningkatkan pengayaan uranium di Natanz hingga mencapai 60%.
  • Fordow: Terletak di dekat Qom, Fasilitas Pengayaan Uranium Fordow dibangun secara rahasia di dalam gunung. Fasilitas ini dirancang untuk menampung ribuan sentrifugal dan relatif tahan terhadap serangan udara. Setelah penandatanganan JCPOA, Fordow seharusnya diubah menjadi pusat penelitian, tetapi Iran telah melanjutkan aktivitas pengayaan uranium di sana setelah AS menarik diri dari perjanjian tersebut. Pada 2022, Iran meningkatkan tingkat pengayaan uranium di Fordow menjadi 60%.
  • Arak (Khandab): Reaktor Air Berat Khandab, sebelumnya dikenal sebagai Reaktor Air Berat Arak, berpotensi memproduksi plutonium yang dapat digunakan dalam senjata nuklir. Berdasarkan JCPOA, Iran menghentikan pembangunan reaktor ini dan mengisi intinya dengan beton. Meskipun didesain ulang untuk meminimalkan produksi plutonium, masa depan fasilitas ini tetap menjadi isu yang diperdebatkan.
  • Isfahan: Pusat Teknologi Nuklir Isfahan berperan penting dalam konversi uranium menjadi bentuk yang diperlukan untuk bahan bakar reaktor dan pengayaan. Fasilitas Pemrosesan Isfahan memproduksi uranium heksafluorida (UF6) dan bahan bakar untuk reaktor nuklir, termasuk pembangkit listrik Bushehr. Iran juga mengumumkan pembangunan reaktor riset keempat di lokasi ini pada tahun 2023. Kekhawatiran muncul terkait aktivitas yang terkait dengan produksi logam uranium, yang berpotensi digunakan untuk tujuan militer.
  • Bushehr: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr adalah satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran. Pembangkit ini menggunakan uranium yang dipasok oleh Rusia, dan bahan bakar bekas dikembalikan ke Rusia. Meskipun berada di bawah pengawasan IAEA, kekhawatiran tentang standar keselamatan dan lokasinya di daerah rawan gempa tetap ada.
  • Teheran: Reaktor Riset Teheran awalnya beroperasi menggunakan uranium yang sangat diperkaya, tetapi kemudian beralih ke uranium yang diperkaya pada taraf rendah. Iran mulai memperkaya uranium hingga 20% untuk bahan bakar fasilitas ini pada tahun 2009 dan memproduksi batang bahan bakar dalam negeri pertamanya pada tahun 2012.
  • Parchin: Kompleks militer Parchin, di sebelah tenggara Teheran, diduga terkait dengan aspek militer dalam program nuklir Iran. Iran membantah klaim ini dan mengatakan bahwa Parchin hanya untuk penggunaan militer konvensional. Akses untuk inspeksi ke kompleks ini sangat terbatas, dan sebuah ledakan di Parchin pada Mei 2022 menewaskan seorang insinyur dan melukai sejumlah orang lainnya.

Serangan yang diduga oleh Israel terhadap fasilitas-fasilitas ini meningkatkan ketegangan di kawasan dan memicu kekhawatiran tentang potensi eskalasi konflik. Konsekuensi jangka panjang dari serangan tersebut terhadap program nuklir Iran dan stabilitas regional masih belum pasti.