Penarikan Paksa Kendaraan di Stasiun Whoosh Halim Memicu Konflik

Jakarta Timur digemparkan oleh insiden percobaan penarikan paksa kendaraan di area Stasiun Whoosh Halim, Makasar, pada Kamis, 12 Juni 2025. Peristiwa ini bermula dari dugaan selisih paham antara sekelompok orang yang diduga debt collector dengan pemilik kendaraan.

Menurut Kapolsek Makasar, Kompol Sumardi, korban merasa tidak terima kendaraannya hendak ditarik secara paksa. Polisi telah melakukan pengecekan di lokasi kejadian, namun belum menerima laporan resmi dari pihak yang dirugikan. Pihak stasiun Whoosh sendiri menyarankan agar permasalahan diselesaikan di luar area stasiun untuk menghindari keributan yang dapat menarik perhatian publik.

Viral di Media Sosial

Sebuah video yang merekam kejadian ini viral di media sosial, menunjukkan ketegangan antara pemilik kendaraan dan sekelompok orang yang diduga sebagai debt collector. Dalam video tersebut, terlihat upaya paksa untuk mengambil kendaraan, disertai dugaan pemerasan hingga puluhan juta rupiah. Kehadiran petugas keamanan Stasiun Whoosh dan seorang anggota TNI berhasil meredam situasi.

Akun Instagram @jakut_update melaporkan bahwa kelompok tersebut diduga memeras korban dengan total Rp 25 juta, terdiri dari uang tunai Rp 10 juta dan transfer Rp 15 juta, sebagai syarat agar kendaraan yang ditarik paksa dapat dikembalikan. Kelompok yang sama juga diduga terlibat dalam praktik pemerasan terhadap pemilik kendaraan lain yang menjadi target penarikan.

Diduga kelompok ini juga terlibat dalam kasus penarikan kendaraan selebgram Clara Shinta pada tahun 2023 di kawasan Tebet. Korban berencana melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian.

Berikut poin-poin penting yang dapat dirangkum:

• Lokasi: Stasiun Whoosh Halim, Makasar, Jakarta Timur
• Waktu: Kamis, 12 Juni 2025
• Pemicu: Selisih paham antara debt collector dan pemilik kendaraan
• Tindakan: Upaya penarikan paksa kendaraan, dugaan pemerasan
• Penyelesaian: Diredam oleh petugas keamanan Stasiun Whoosh dan anggota TNI
• Status Laporan: Belum ada laporan resmi ke polisi

Insiden ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan mengenai legalitas dan etika penagihan utang di ruang publik. Pihak berwenang diharapkan dapat menindaklanjuti kasus ini untuk memberikan rasa aman dan keadilan bagi masyarakat.