Serbuan Produk China: Impor Melonjak, Industri Domestik Terancam?
Lonjakan impor produk asal China ke Indonesia menjadi sorotan tajam para ekonom. Data terbaru menunjukkan peningkatan signifikan, memicu kekhawatiran akan dampak negatif terhadap industri dalam negeri dan neraca perdagangan. Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) menyoroti bahwa kenaikan impor ini mengindikasikan adanya celah dalam perlindungan pasar domestik.
Data dari Lembaga Bea Cukai China menunjukkan peningkatan ekspor China ke ASEAN sebesar 13 persen pada Mei 2025. Indonesia mencatat kenaikan impor tertinggi, mencapai 21,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini, menurut para ahli, merupakan sinyal yang perlu diwaspadai.
Ancaman Bagi Industri Manufaktur
Ekonom CORE memperingatkan bahwa sektor manufaktur Indonesia adalah yang paling rentan terhadap gempuran produk-produk China. Produk-produk seperti tekstil, elektronik murah, produk plastik, dan baja ringan berpotensi besar menggerus pangsa pasar industri lokal. Kondisi ini diperparah dengan daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, membuat produk-produk murah dari China semakin diminati.
Tekanan harga yang tidak sebanding dengan biaya produksi di dalam negeri dapat memaksa perusahaan-perusahaan lokal untuk mengurangi kapasitas produksi, bahkan melakukan efisiensi yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK). Sektor-sektor seperti tekstil dan alas kaki, yang sangat bergantung pada ekspor dan konsumsi domestik, diperkirakan akan menjadi yang paling terpukul.
Potensi Defisit Perdagangan
Jika tren peningkatan impor dari China terus berlanjut tanpa adanya intervensi kebijakan yang tepat, defisit perdagangan Indonesia dengan China berpotensi semakin melebar. Meskipun angka defisit perdagangan RI-China pada tahun 2025 belum dapat dipastikan, arah perdagangan saat ini menunjukkan bahwa impor dari China tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor Indonesia ke negara tersebut.
Kondisi ini menimbulkan risiko pelebaran defisit, terutama jika ekspor komoditas utama Indonesia ke China mengalami stagnasi akibat melemahnya permintaan global. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk melindungi industri dalam negeri dan menjaga keseimbangan neraca perdagangan.
Perlindungan Pasar Domestik
Untuk mengatasi masalah ini, ekonom CORE menekankan pentingnya strategi perlindungan pasar yang cermat. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Penerapan safeguard: Tindakan perlindungan sementara untuk membatasi impor produk tertentu yang dapat merugikan industri dalam negeri.
- Penguatan standar teknis: Memastikan bahwa produk impor memenuhi standar kualitas dan keselamatan yang ditetapkan di Indonesia.
- Insentif untuk substitusi impor: Mendorong produksi barang-barang yang sebelumnya diimpor dari China di dalam negeri.
Tanpa adanya tindakan perlindungan yang efektif, banjirnya produk China tidak hanya menjadi ancaman jangka pendek, tetapi juga dapat mempercepat proses deindustrialisasi yang telah dirasakan dalam beberapa tahun terakhir. Pemerintah perlu segera bertindak untuk melindungi industri dalam negeri dan menjaga stabilitas ekonomi nasional.