Infrastruktur Sumber Daya Air Digenjot untuk Kedaulatan Pangan Nasional

Peran Krusial Infrastruktur SDA dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan

Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat infrastruktur sumber daya air (SDA) sebagai fondasi utama dalam mencapai kedaulatan pangan. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memandang pembangunan dan pengelolaan infrastruktur SDA sebagai pilar penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, mengingat peran sentral air dalam menopang seluruh rantai produksi pertanian.

Menteri PU, Dody Hanggodo, menekankan bahwa infrastruktur SDA yang kokoh, baik secara fisik maupun dalam perencanaan, sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan nasional, terutama dalam menghadapi tantangan urbanisasi dan perubahan iklim. Pernyataan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah untuk memprioritaskan pembangunan berkelanjutan yang menjamin ketersediaan air bagi sektor pertanian.

Tantangan dan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air

Direktur Jenderal SDA, Lilik Retno Cahyadiningsih, dalam sebuah webinar bertajuk “Air untuk Negeri,” menyoroti sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pengelolaan SDA, termasuk ketimpangan distribusi air, dampak perubahan iklim, degradasi sumber daya, dan potensi konflik pemanfaatan antar sektor. Ia menegaskan bahwa intervensi negara sangat penting untuk menjamin ketersediaan air bagi irigasi pertanian rakyat dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

Kementerian PU tengah menjalankan program optimasi lahan pertanian seluas 665.485 hektar di 14 provinsi, serta memperkuat jaringan irigasi untuk mendukung musim tanam kedua. Targetnya adalah meningkatkan persentase sawah fungsional beririgasi menjadi 62,37 persen, layanan irigasi berbasis waduk menjadi 16,57 persen, dan efisiensi pemanfaatan air mencapai 0,43 dollar AS per meter kubik pada tahun 2029.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Pengelolaan Air Berkelanjutan

Lilik menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan Integrated Water Resources Management (IWRM) untuk mencapai target-target tersebut. Ia menyatakan bahwa kolaborasi pentahelix, yang melibatkan pemerintah, akademisi, petani, sektor swasta, dan masyarakat sipil, adalah kunci untuk menjaga keseimbangan konservasi, pemanfaatan, dan pengendalian daya rusak air.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, juga menekankan pentingnya air dalam kehidupan dan mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga air sebagai warisan bersama yang harus dikelola secara berkelanjutan. Kesadaran dan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian sumber daya air bagi generasi mendatang.

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan, Ayodhia Kalake, berharap webinar yang diselenggarakan Kementerian PU dapat menjadi wadah diskusi produktif untuk menghasilkan langkah-langkah konkret menuju tata kelola air yang inklusif dan berkelanjutan.