Antisipasi Konflik Iran-Israel, DPR Minta Pemerintah Aktifkan Satgas Evakuasi WNI

Konflik yang berkecamuk antara Iran dan Israel mendorong desakan dari parlemen Indonesia agar pemerintah mengambil langkah proaktif dalam melindungi warga negaranya yang berada di wilayah terdampak.

Anggota Komisi I DPR RI, Syamsu Rizal, menyerukan pembentukan satuan tugas (Satgas) khusus yang bertugas mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari Iran. Seruan ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran akan keselamatan ratusan WNI yang tinggal di sana, terutama para mahasiswa yang menempuh pendidikan di kota Qom dan Teheran. Rizal menekankan bahwa keselamatan 386 WNI harus menjadi prioritas utama.

"Pemerintah, melalui Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Teheran, harus segera meningkatkan status kewaspadaan dan membuka jalur evakuasi yang aman," ujarnya dalam keterangan tertulis. Ia menambahkan, Satgas ini idealnya melibatkan berbagai elemen pemerintah, termasuk Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan lembaga terkait lainnya. Tujuannya adalah untuk memastikan persiapan evakuasi berjalan lancar dan WNI dapat dipindahkan ke tempat yang lebih aman secepatnya.

Selain persiapan evakuasi, Rizal juga menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan berkelanjutan dengan para WNI di Iran. Ia mendorong agar pemerintah memastikan saluran komunikasi darurat tersedia 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sehingga setiap WNI dapat melaporkan keberadaan, kondisi, dan kebutuhan mereka secara real-time.

Pemerintah juga didesak untuk menjalin komunikasi dengan negara-negara sahabat untuk mendapatkan bantuan logistik dan izin transit evakuasi WNI. Rizal menegaskan, pemerintah tidak boleh menunggu hingga situasi benar-benar memburuk dan harus memiliki rencana kontinjensi yang jelas.

Sementara itu, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, sebelumnya menyatakan bahwa terdapat ratusan WNI di Iran dan Israel. Beberapa WNI dilaporkan sempat terjebak di Israel dan Jordania akibat eskalasi konflik, namun hingga saat ini tidak ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban.

Konflik antara Iran dan Israel memanas setelah serangan yang diduga dilakukan Israel terhadap infrastruktur nuklir dan militer Iran. Teheran kemudian membalas dengan meluncurkan serangan balistik ke wilayah Israel, meningkatkan kekhawatiran global akan eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu digarisbawahi:

  • Pembentukan Satgas Evakuasi: DPR mendesak pemerintah untuk segera membentuk Satgas yang bertugas mengevakuasi WNI dari Iran.
  • Prioritaskan Keselamatan WNI: Keselamatan 386 WNI di Iran, terutama mahasiswa di Qom dan Teheran, harus menjadi prioritas utama.
  • Komunikasi 24/7: Pemerintah harus memastikan saluran komunikasi darurat tersedia setiap saat agar WNI dapat melaporkan kondisi mereka.
  • Kerja Sama Internasional: Pemerintah didorong untuk bekerja sama dengan negara-negara sahabat untuk mendapatkan bantuan logistik dan izin transit evakuasi.
  • Rencana Kontinjensi: Pemerintah harus memiliki rencana kontinjensi yang jelas untuk menghadapi berbagai skenario yang mungkin terjadi.
  • Tidak Ada Korban WNI: Hingga saat ini, tidak ada laporan mengenai WNI yang menjadi korban dalam konflik Iran-Israel.