Kegelisahan Orang Tua Mahasiswa UKSW Mendorong Evaluasi Kepemimpinan Universitas
Gelombang aspirasi dari kalangan orang tua mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) mencuat ke permukaan, menyuarakan keprihatinan mendalam terhadap dinamika internal yang tengah berlangsung di lingkungan kampus. Mereka menyerukan kepada Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana (YPTKSW) untuk segera mengambil langkah-langkah konstruktif demi mewujudkan iklim akademik yang kondusif dan suportif.
Bekti Wiratmaka, perwakilan orang tua mahasiswa angkatan 2023, menegaskan urgensi penyelesaian konflik internal yang berkepanjangan. "Kami telah menyampaikan pernyataan sikap kepada pengurus YPTKSW, dengan harapan terciptanya stabilitas dan harmoni di kampus UKSW," ungkap Bekti usai pertemuan di kantor YPTKSW Salatiga, Jawa Tengah, pada Selasa (17/6/2025).
Menurut Bekti, integritas moral seorang pemimpin menjadi fondasi utama bagi kelancaran roda organisasi. "Kepemimpinan yang diragukan integritasnya akan menghambat efektivitas organisasi secara keseluruhan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bekti menyoroti perlunya keberanian pengurus yayasan untuk mengambil tindakan tegas, termasuk menggelar rapat internal bersama pembina yayasan guna mengevaluasi kinerja rektor dan pengelolaan keuangan yang diduga menjadi sumber permasalahan. "Rapat internal dengan agenda pergantian Rektor UKSW dan audit pengelolaan keuangan menjadi krusial," tegasnya.
Senada dengan Bekti, Ferry Andung Pili, perwakilan orang tua mahasiswa angkatan 2024, menekankan bahwa para orang tua tidak memihak pada kelompok tertentu, melainkan mendorong penyelesaian masalah secara komprehensif dan cepat. "Pembina dan pengurus YPTKSW harus bertindak tegas terhadap dinamika yang terjadi di FH dan UKSW secara umum," ujarnya.
Ferry juga mendesak pencabutan Surat Keputusan (SK) yang dianggap memicu kontroversi dan mengembalikan struktur kepemimpinan fakultas seperti semula. "Kami berharap SK Rektor yang menjadi pemicu kegaduhan di UKSW segera dicabut, dan kepemimpinan di FH dikembalikan seperti sebelum penerbitan SK tersebut," pintanya.
"Jangan biarkan situasi ini berlarut-larut dan merugikan UKSW secara keseluruhan. Semua pihak harus bersatu padu untuk mengembalikan stabilitas kampus seperti sediakala," pungkas Ferry.
Rieke Kartika Ajie, perwakilan orang tua mahasiswa angkatan 2023, menambahkan harapan agar permasalahan di UKSW, khususnya di Fakultas Hukum, dapat diselesaikan secepat mungkin demi kelancaran proses belajar-mengajar. "Prioritas utama adalah menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman dan kondusif. Konflik internal tentu berdampak pada kualitas pembelajaran, meskipun secara praktis kegiatan perkuliahan tetap berjalan," jelasnya.
Respons YPTKSW
Sekretaris YPTKSW, Frans Victor Kailola, mengapresiasi masukan konstruktif dari para orang tua mahasiswa. "Kami tidak tinggal diam dalam menghadapi permasalahan ini. Langkah-langkah konkret akan segera diambil untuk menyelesaikan persoalan yang ada," ungkap Frans.
Ia menambahkan bahwa YPTKSW sejak awal telah berupaya melakukan perbaikan, dan jika ditemukan indikasi pelanggaran, akan ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku. "Jika terbukti ada pelanggaran, tentu akan kami tindak lanjuti. Intinya, kami berkomitmen untuk melakukan perbaikan secara berkelanjutan," pungkasnya.
Poin-poin penting yang disoroti oleh orang tua mahasiswa:
- Pergantian rektor UKSW
- Evaluasi pengelolaan keuangan
- Pencabutan SK Rektor yang dianggap bermasalah
- Pengembalian struktur kepemimpinan fakultas seperti semula
- Penyelesaian konflik internal secara cepat dan komprehensif
- Penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif