Kekhawatiran Pasokan Global Picu Lonjakan Harga Minyak di Tengah Ketegangan Iran-Israel

Kondisi geopolitik yang memanas antara Iran dan Israel telah memicu kekhawatiran global terkait pasokan minyak mentah, mendorong harga komoditas tersebut melonjak di pasar dunia. Eskalasi ketegangan ini secara langsung mempengaruhi persepsi investor, yang kini dihantui potensi gangguan pada rantai pasok energi global.

Laporan terkini menunjukkan bahwa harga minyak mentah Brent mengalami kenaikan sebesar 0,25% menjadi US$ 76,64 per barel pada pukul 00.29 GMT. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS juga mencatat kenaikan sebesar 0,31% menjadi US$ 75,07 per barel. Kenaikan ini mencerminkan respons pasar terhadap meningkatnya risiko yang terkait dengan potensi gangguan pasokan akibat konflik yang berkecamuk di Timur Tengah.

Analis pasar menyoroti Selat Hormuz sebagai titik krusial yang menjadi fokus utama kekhawatiran investor. Selat ini merupakan jalur vital bagi pengiriman minyak global, dan setiap gangguan di wilayah ini dapat berdampak signifikan pada ketersediaan pasokan minyak di seluruh dunia. Insiden terbaru yang melibatkan terbakarnya dua kapal tanker minyak di dekat Selat Hormuz semakin memperparah kekhawatiran tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Inggris juga telah mengeluarkan peringatan mengenai potensi gangguan yang mempengaruhi sistem navigasi kapal di wilayah tersebut. Peringatan ini semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko yang mungkin timbul akibat konflik yang sedang berlangsung.

Iran, sebagai produsen minyak terbesar ketiga di antara negara-negara anggota OPEC, memiliki peran penting dalam pasar energi global. Negara ini memproduksi sekitar 3,3 juta barel minyak mentah per hari (bpd). Setiap eskalasi konflik yang melibatkan Iran berpotensi mengganggu produksi dan ekspor minyak negara tersebut, yang pada gilirannya dapat memicu kenaikan harga yang lebih signifikan.

Di tengah situasi yang tegang ini, Presiden AS Donald Trump dilaporkan telah meminta Iran untuk menyerah tanpa syarat. AS juga dikabarkan telah menyiagakan pesawat tempur di kawasan tersebut, menunjukkan keseriusan AS dalam merespons situasi yang berkembang.

Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada kenaikan harga minyak:

  • Eskalasi Ketegangan Iran-Israel: Konflik yang meningkat antara kedua negara memicu kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak.
  • Posisi Strategis Selat Hormuz: Jalur pelayaran vital ini berpotensi terganggu oleh konflik, mempengaruhi pengiriman minyak global.
  • Produksi Minyak Iran: Sebagai produsen OPEC terbesar ketiga, potensi gangguan pada produksi Iran dapat berdampak signifikan pada pasar.
  • Respons AS: Siaga pesawat tempur AS di kawasan tersebut menunjukkan keseriusan AS dalam merespons situasi.

Pasar akan terus memantau perkembangan situasi di Timur Tengah dengan cermat, dan setiap eskalasi lebih lanjut berpotensi memicu volatilitas harga minyak yang lebih tinggi. Investor dan konsumen energi di seluruh dunia perlu bersiap menghadapi potensi dampak dari konflik ini terhadap harga dan ketersediaan energi.