Kementerian Kehutanan Tanam Ribuan Pohon untuk Netralisasi Jejak Karbon Institusi

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) mengambil langkah konkret dalam upaya mitigasi perubahan iklim dengan menanam 1.035 pohon. Aksi ini dilakukan sebagai kompensasi atas jejak karbon yang dihasilkan dari operasional kelembagaan sehari-hari, termasuk penggunaan energi, transportasi, perjalanan dinas, dan konsumsi sumber daya. Kegiatan ini juga selaras dengan target nasional Indonesia FOLU Net Sink 2030.

Menurut perhitungan internal Kemenhut, total jejak karbon dari 55 satuan kerja Eselon II pusat pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 21.475,46 ton CO2e. Dengan asumsi bahwa satu pohon mampu menyerap sekitar 22 kg CO2 per tahun, dibutuhkan setidaknya 976.158 pohon atau setara dengan 2.440 hektare lahan tanam, dengan kepadatan 400 pohon per hektare. Untuk merealisasikan komitmen tersebut, Kemenhut menggelar penanaman serentak di berbagai lokasi, dengan pusat kegiatan di Rumpin, Kabupaten Bogor, pada hari Selasa, 17 Juni 2025. Kegiatan penanaman difokuskan pada lahan seluas 2,05 hektare dengan menggunakan bibit tanaman Multi-Purpose Tree Species (MPTS) yang memiliki nilai ekologis, ekonomis, dan sosial.

Jenis bibit pohon yang ditanam meliputi:

  • Nangka: 50 batang
  • Durian: 100 batang
  • Alpukat: 55 batang
  • Jengkol: 200 batang
  • Petai: 130 batang
  • Jambu Citra: 405 batang
  • Jambu Kristal: 55 batang
  • Jambu Bol: 20 batang
  • Matoa: 5 batang
  • Belimbing: 5 batang
  • Klengkeng: 5 batang
  • Mangga: 5 batang

Selain penanaman terpusat, setiap Unit Kerja Eselon I di lingkungan Kemenhut juga diinstruksikan untuk melaksanakan penanaman dan pemeliharaan pohon pada areal seluas 5.000 m² (200 lubang tanam) secara bertahap.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar kegiatan seremonial. Kemenhut akan terus memantau pertumbuhan pohon sebagai bagian dari sistem tanggung jawab keberlanjutan kementerian. Kegiatan ini menjadi langkah awal dari tradisi baru di lingkungan Kemenhut, yaitu menghitung jejak karbon institusional dan mengimbanginya melalui penanaman pohon, serta secara bertahap mengurangi emisi karbon di masa depan.

Berdasarkan data perhitungan jejak karbon Kemenhut, lebih dari 60 persen emisi berasal dari konsumsi listrik. Oleh karena itu, Menteri Raja Juli mendorong kesadaran penghematan energi sebagai bagian dari budaya organisasi. Ia mengajak seluruh staf untuk mematikan AC dan lampu saat ruangan tidak digunakan. Menteri juga menekankan pentingnya perubahan gaya hidup pribadi untuk perbaikan lingkungan dan bangsa yang lebih luas. Menurutnya, perubahan besar yang berkelanjutan harus dimulai dari diri sendiri.

Kementerian Kehutanan berharap aksi ini dapat menjadi contoh bagi instansi pemerintah dan sektor lainnya dalam mengambil tanggung jawab atas emisi karbon masing-masing. Acara penanaman pohon ini melibatkan 400 Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) muda dari seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemenhut di Indonesia. Dengan melibatkan generasi muda aparatur negara, kegiatan ini diharapkan menjadi momentum edukatif untuk membangun budaya birokrasi hijau sejak dini.