Eks Anggota NCT, Taeil, Akui Kesalahan dalam Kasus Kekerasan Seksual dan Ajukan Permohonan Pengurangan Hukuman
Mantan personel grup idola NCT, Taeil, telah mengakui kesalahannya terkait kasus kekerasan seksual yang melibatkan dirinya. Pengakuan ini disampaikan dalam persidangan perdananya yang digelar pada Rabu, 18 Juni 2025, di mana jaksa penuntut umum menuntutnya dengan hukuman tujuh tahun penjara.
Selain Taeil, dua rekannya yang juga terlibat dalam kasus ini menghadapi tuntutan hukuman yang sama. Tuntutan ini didasarkan pada Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang tentang Kasus Khusus Mengenai Hukuman Tindak Pidana Seksual, yang merupakan ancaman hukuman minimal untuk tindak pidana tersebut.
Dalam persidangan, Taeil menyampaikan permohonan keringanan hukuman. Ia menyatakan bahwa dirinya kini tidak memiliki pekerjaan setelah dikeluarkan dari agensinya, SM Entertainment, akibat kasus ini. Taeil juga mengungkapkan penyesalannya atas kerugian besar yang diderita korban dan menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak yang merasa kecewa atas tindakannya.
"Saat ini saya tidak punya pekerjaan. Dulu saya penyanyi, tapi dikeluarkan dari agensi setelah kejadian ini. Saya sangat menyesalkan kerugian besar yang saya sebabkan kepada korban. Saya minta maaf kepada semua orang yang kecewa karena saya. Jika Hakim memberikan keringanan, saya akan menganggap ini sebagai kesempatan terakhir saya dalam hidup dan menjalani kehidupan yang berkontribusi bagi masyarakat," ujar Taeil seperti dilansir dari Sports Chosun.
Namun, permintaan keringanan hukuman tersebut mendapat keberatan dari pihak jaksa penuntut umum. Mereka berpendapat bahwa kejahatan yang dilakukan Taeil tergolong berat dan hukuman tujuh tahun penjara dianggap pantas untuk diberikan. Jaksa juga meragukan ketulusan permintaan maaf dan penyesalan yang disampaikan Taeil.
Jaksa meminta hakim untuk mempertimbangkan dampak dari kasus kekerasan seksual yang dilakukan Taeil dan kedua rekannya. Mereka menekankan bahwa kasus ini merupakan pemerkosaan berkelompok terhadap seorang turis asing perempuan yang sangat serius dan memiliki sifat kejahatan yang sangat buruk. Selain itu, jaksa juga menyoroti adanya niat untuk menghilangkan jejak kejahatan.
"Ini adalah kasus pemerkosaan massal terhadap turis perempuan asing yang sangat serius dan sifat kejahatannya sangat buruk. Ada pula niatan untuk secara sengaja membuat orang tidak dapat mengingat lokasi kejahatan," tegas jaksa penuntut.
Sidang vonis terhadap kasus kekerasan seksual yang melibatkan Taeil dijadwalkan akan digelar pada 10 Juli 2025 mendatang. Kasus ini telah berdampak besar pada karir Taeil. Sejak kasus ini mencuat, SM Entertainment langsung mengambil tindakan tegas dengan mengeluarkan Taeil dari agensi dan secara otomatis mengakhiri keanggotaannya di NCT.
"Kami baru-baru ini mendapat kabar Taeil dituduh dalam kasus pidana terkait pelecehan seksual. Ketika kami melakukan pencarian fakta soal masalah ini, kami menyadari keparahan situasinya dan mengambil keputusan tegas Taeil tidak bisa lagi melanjutkan aktivitasnya dengan NCT. Setelah mendiskusikannya dengan Taeil, kami memutuskan dia keluar dari grup," demikian pernyataan resmi dari SM Entertainment pada Agustus tahun lalu.