Erupsi Lewotobi Lumpuhkan Penerbangan di NTT dan Bali, Ribuan Penumpang Terdampak
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berdampak signifikan terhadap operasional penerbangan di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan melaporkan penutupan sementara tiga bandara akibat sebaran abu vulkanik.
Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Cecep Kurniawan, mengumumkan penutupan Bandara Fransiskus Xaverius Seda di Maumere, Bandara Soa di Bajawa, dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Ende. Penutupan ini dilakukan demi keselamatan penerbangan, mengingat sebaran abu vulkanik yang dapat membahayakan mesin pesawat dan visibilitas pilot.
Berikut daftar bandara yang ditutup:
- Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Maumere: Ditutup hingga 19 Juni 2025 pukul 06.00 WITA.
- Bandara Soa, Bajawa: Ditutup hingga 18 Juni 2025 pukul 17.00 WITA.
- Bandara Haji Hasan Aroeboesman, Ende: Ditutup hingga 19 Juni 2025 pukul 07.00 WITA.
Selain penutupan bandara, beberapa penerbangan di bandara lain di NTT, NTB, dan Bali juga mengalami pembatalan. Secara total, 26 jadwal penerbangan, terdiri dari 12 penerbangan internasional dan 14 penerbangan domestik, dibatalkan akibat erupsi ini. Lebih dari 14.000 penumpang terkena dampak pembatalan tersebut.
Cecep merinci beberapa bandara dengan jumlah penumpang terdampak terbesar:
- Denpasar: 10.560 penumpang
- Labuan Bajo: 2.166 penumpang
- Lombok: 772 penumpang
- Maumere: 451 penumpang
Otoritas penerbangan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk maskapai penerbangan, operator bandara, dan AirNav Indonesia, untuk memfasilitasi pengalihan penerbangan, pengembalian dana (refund), atau penjadwalan ulang (reschedule) bagi penumpang yang terdampak. Langkah-langkah mitigasi terus dilakukan untuk meminimalkan dampak erupsi terhadap operasional penerbangan.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat Gunung Lewotobi Laki-Laki mengalami tujuh kali erupsi sejak 17 hingga 18 Juni 2025. Kolom abu vulkanik terpantau mencapai ketinggian hingga 10.000 meter dan menyebar ke berbagai arah. Saat ini, status Gunung Lewotobi Laki-Laki ditetapkan pada Level IV (Awas).
AirNav Indonesia, melalui informasi ASHTAM VAWR3701, melaporkan sebaran abu vulkanik terdeteksi pada ketinggian 10.000 kaki ke arah Barat, 35.000 kaki ke arah Tenggara, dan 53.000 kaki ke arah Barat, dengan kecepatan angin bervariasi antara 10 hingga 25 knots.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menegaskan bahwa keselamatan penerbangan adalah prioritas utama. Pihaknya terus memantau situasi dan melakukan penyesuaian operasional berdasarkan data terbaru. Lukman juga menghimbau operator penerbangan dan pengelola bandara untuk memberikan kompensasi yang sesuai kepada penumpang yang terdampak, termasuk opsi reschedule, reroute, atau pengembalian dana penuh.
Di Labuan Bajo, maskapai penerbangan bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk menyediakan transportasi laut sebagai alternatif bagi penumpang yang tertahan. Upaya ini menunjukkan komitmen untuk memberikan solusi bagi penumpang di tengah situasi yang sulit akibat erupsi gunung berapi.