Aktor Wendy Cagur Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat GERD, Dokter Jelaskan Gejala dan Faktor Risiko
Aktor Wendy Cagur Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat GERD, Dokter Jelaskan Gejala dan Faktor Risiko
Komedian Wendy Cagur baru-baru ini dilarikan ke rumah sakit akibat serangan Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) yang menyebabkan nyeri dada hebat. Insiden ini terjadi setelah Wendy menyelesaikan siaran langsung sahur, di mana rasa sakitnya dilaporkan lebih intens daripada episode sebelumnya. Istrinya, Revti Ayu Natasya, mengonfirmasi hal tersebut melalui unggahan di media sosialnya, menggambarkan keparahan rasa sakit yang dialami sang suami hingga membutuhkan perawatan medis segera. Kejadian ini bukan yang pertama kalinya; pekan lalu, Wendy telah menjalani pemeriksaan medis untuk menyingkirkan kemungkinan masalah jantung sebagai penyebab nyeri dada.
Kondisi ini menyoroti pentingnya memahami gejala dan faktor risiko GERD. Prof. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menjelaskan bahwa gejala GERD dapat bervariasi, namun seringkali meliputi sensasi panas di perut, rasa terbakar di dada, rasa pahit di mulut, nyeri di ulu hati, dan kembung. Gejala-gejala ini, khususnya, seringkali muncul atau memburuk selama bulan Ramadan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit maag. Prof. Ari menambahkan bahwa GERD merupakan kondisi kronis di mana asam lambung naik ke kerongkongan, menyebabkan iritasi dan peradangan. Hal ini disebabkan oleh disfungsi katup esofagus atau kebiasaan gaya hidup yang tidak sehat.
Lebih lanjut, Prof. Ari menjelaskan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena GERD. Berdasarkan data dari Mayo Clinic, beberapa faktor risiko tersebut antara lain:
- Kegemukan atau Obesitas: Berat badan berlebih dapat meningkatkan tekanan pada perut, mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.
- Porsi Makan Terlalu Besar: Makan dalam porsi besar dapat membebani sistem pencernaan dan meningkatkan risiko refluks asam.
- Makan Terlalu Cepat: Makan dengan cepat dapat menyebabkan menelan udara berlebih, yang dapat memperparah GERD.
- Makan Terlalu Larut Malam: Makan dekat waktu tidur dapat meningkatkan risiko refluks asam karena posisi tubuh yang mendatar.
- Konsumsi Makanan Tinggi Lemak atau Gorengan: Makanan berlemak dapat mengendurkan otot sfingter esofagus bawah, meningkatkan kemungkinan refluks.
- Kehamilan: Perubahan hormonal dan tekanan fisik pada perut selama kehamilan dapat memicu GERD.
- Merokok: Merokok dapat mengiritasi dan melemahkan sfingter esofagus bawah.
- Konsumsi Alkohol atau Kopi: Minuman ini dapat merangsang produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD.
- Efek Samping Obat Tertentu: Beberapa obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dapat meningkatkan risiko GERD.
Kasus Wendy Cagur menjadi pengingat akan pentingnya menjaga pola hidup sehat untuk mencegah dan mengelola GERD. Konsultasi dengan dokter sangat disarankan jika mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan, agar penanganan yang tepat dapat segera diberikan dan komplikasi serius dapat dicegah. Pengelolaan GERD yang efektif memerlukan kombinasi antara perubahan gaya hidup dan, jika perlu, pengobatan medis.