Polemik Pengusiran Kapal Turis di Lombok Timur: Dampak Negatif Bagi Pariwisata NTB

Aksi pengusiran kapal yang membawa wisatawan oleh Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, di kawasan Teluk Ekas, menuai sorotan tajam dari berbagai pihak. Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan penyesalannya atas insiden tersebut dan mengkhawatirkan dampaknya terhadap citra pariwisata daerah.

Mawardi, Kepala Bidang Kelembagaan Dispar NTB, mengungkapkan bahwa tindakan tersebut kurang bijaksana dan berpotensi merusak reputasi pariwisata NTB di mata wisatawan mancanegara. Menurutnya, penyelesaian masalah idealnya dilakukan melalui dialog dan musyawarah dengan semua pihak terkait, bukan dengan tindakan konfrontatif yang justru memperkeruh suasana.

Dispar NTB berencana untuk segera turun tangan langsung ke lokasi kejadian guna mengumpulkan informasi yang komprehensif. Selain itu, mereka akan menginisiasi dialog yang melibatkan pengelola Pantai Teluk Ekas, Dinas Pariwisata Lombok Tengah, dan Dinas Pariwisata Lombok Timur. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang memicu pengusiran tersebut, serta mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.

"Kami berharap nantinya akan ada kebijakan dan regulasi yang disepakati bersama agar kejadian serupa tidak terulang kembali," tegas Mawardi.

Insiden ini bermula dari viralnya video di media sosial yang memperlihatkan Bupati Warisin melarang seorang boatman asal Lombok Tengah untuk membawa wisatawan berselancar di Teluk Ekas. Dalam video tersebut, Bupati menegaskan bahwa wisatawan hanya diperbolehkan menikmati fasilitas di Teluk Ekas jika mereka menginap di wilayah Jerowaru, Lombok Timur.

Tindakan Bupati Warisin ini menuai kritik keras dari berbagai kalangan, termasuk anggota DPR RI dan para pelaku pariwisata lokal. Mereka menilai bahwa tindakan tersebut dapat merusak citra pariwisata NTB secara keseluruhan dan merugikan para pelaku usaha pariwisata.

Dispar NTB menekankan pentingnya menjaga rasa aman dan nyaman bagi seluruh wisatawan yang berkunjung ke NTB. Mereka mengimbau agar setiap permasalahan diselesaikan melalui jalur dialog dan musyawarah, demi menciptakan iklim pariwisata yang kondusif dan berkelanjutan.

Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Dialog: Mengedepankan dialog sebagai solusi penyelesaian masalah.
  • Keamanan dan Kenyamanan: Memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan.
  • Citra Pariwisata: Menjaga citra pariwisata NTB yang positif.
  • Regulasi: Membuat regulasi yang disepakati bersama.

Citra pariwisata yang baik dibangun dari fondasi yang kuat, keberlanjutan, kenyamanan, keamanan, dan pengalaman autentik bagi wisatawan.