Puluhan Warga Tulungagung Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Konsumsi Soto dari Posyandu

Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, digegerkan dengan dugaan keracunan massal yang menimpa puluhan warganya. Peristiwa ini terjadi setelah warga mengonsumsi soto yang dibagikan dalam kegiatan posyandu di Kecamatan Sumbergempol.

Berdasarkan laporan yang diterima, sebanyak 56 orang mengalami gejala keracunan seperti mual, pusing, muntah, dan diare. Kejadian ini bermula pada Senin (16/06/2025), saat kegiatan posyandu di Pos 1, Desa Wonorejo. Usai kegiatan, peserta posyandu menerima bingkisan berupa soto yang dikemas dalam plastik mika.

Sejumlah warga kemudian mengonsumsi soto tersebut di rumah masing-masing bersama keluarga mereka. Tak lama berselang, puluhan orang mulai merasakan gejala keracunan. Aparat kepolisian setempat, Iptu Mohamad Anshori, mengungkapkan bahwa dari 63 penerima makanan, 56 di antaranya mengalami sakit.

Saat ini, sebagian besar korban menjalani rawat jalan di rumah mereka, sementara beberapa lainnya masih mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan klinik terdekat. Diketahui, empat orang di antaranya, terdiri dari tiga balita dan satu lansia, masih memerlukan penanganan medis lebih lanjut. Dua orang dirawat di layanan kesehatan Boyolangu Tulungagung, dan dua lainnya di RSUD Dr. Iskak Tulungagung.

Menurut data yang dihimpun, korban terdampak keracunan ini terdiri dari 21 balita dan 42 orang dewasa. Pihak kepolisian telah bergerak cepat dengan mendatangi lokasi kejadian, melakukan pendataan korban, serta berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk menyelidiki penyebab pasti keracunan tersebut.

"Kami telah mengamankan sisa makanan soto dari lokasi kejadian untuk dilakukan uji laboratorium," jelas Iptu Mohamad Anshori. Soto tersebut, yang berisi telur, ayam, dan kuah, merupakan makanan tambahan rutin yang diberikan dalam kegiatan posyandu sebagai bagian dari program peningkatan gizi anak-anak. Makanan ini disediakan oleh warga setempat, bukan dari pihak penyelenggara posyandu.

Penyelidikan mendalam tengah dilakukan untuk mengungkap penyebab pasti keracunan massal ini. Sampel makanan telah dikirim ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut. Pemerintah daerah dan pihak terkait berupaya memberikan penanganan terbaik bagi para korban dan mencegah kejadian serupa terulang kembali.