Lolos ke Belasan Universitas Top Dunia, Putra Petani Cilacap Pilih University of Sydney
Dafa Aziz Firmansyah, seorang siswa SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, telah membuktikan bahwa keterbatasan ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi di universitas ternama dunia. Anak seorang petani asal Cilacap ini berhasil mendapatkan beasiswa di 15 universitas luar negeri, sebuah pencapaian luar biasa yang menginspirasi banyak orang.
Lahir dan tumbuh dalam keluarga dengan kondisi ekonomi yang sederhana, Dafa menjadikan perjuangan orang tuanya sebagai motivasi utama. Ayahnya bekerja keras sebagai buruh tani dari pagi hingga malam, mencari nafkah untuk keluarga. Melihat pengorbanan ayahnya, Dafa bertekad untuk meraih kesuksesan melalui pendidikan dan membahagiakan kedua orang tuanya.
"Bapak saya sangat berjuang keras, bapak sudah ke sawah setelah subuh, pulang jam 7. Setelah itu (pergi lagi) kerja, serabutan nyari rumput sama (jasa) nebangin kayu. Jam 12 bapak pulang, cuman salat makan. Terus pergi lagi, nyari serabutan. Jam 5 pulang, salat, ke sawah lagi sampai maghrib. Malamnya di rumah," ungkap Dafa, menggambarkan betapa kerasnya perjuangan ayahnya.
Motivasi tersebut mendorong Dafa untuk belajar dengan giat dan membuktikan bahwa siswa dari keluarga kurang mampu juga berhak mendapatkan pendidikan tinggi. Kerja keras dan ketekunannya membuahkan hasil yang manis. Ia berhasil diterima di berbagai universitas terkemuka di luar negeri melalui jalur beasiswa.
Berikut adalah daftar universitas luar negeri yang menerima Dafa:
- University of Sydney, Australia - Advanced Computing
- UNSW Sydney, Australia - Electrical Engineering
- Monash University, Australia - Applied Data Science
- The University of Queensland, Australia - Bachelor Of Engineering
- RMIT University, Australia - Civil and Infrastructure Engineering
- University of Adelaide, Australia - Electrical & Electronic Engineering
- Curtin University, Australia - Mining Engineering
- University of Western Australia - Computer Science
- Cleveland State University, Amerika Serikat - Chemical Engineering
- University of New Orleans, Amerika Serikat - Computer Science
- La Roche University, Amerika Serikat - Bachelor of Science in Chemistry
- Saint Louis University, Amerika Serikat - Business Finance
- Wageningen University & Research, Belanda - Food technology
- Wageningen University & Research, Belanda - Environmental Sciences
- Nanyang Technological University, Singapore - Electrical & Electronic Engineering
Setelah melalui pertimbangan matang, Dafa akhirnya memilih University of Sydney (USyd) di Australia untuk melanjutkan studinya di bidang Advanced Computing. Ia mengaku bahwa peringkat universitas yang tinggi dan kesesuaian jurusan menjadi faktor utama dalam keputusannya. Selain itu, reputasi Australia sebagai negara dengan sistem pendidikan yang berkualitas dan lingkungan multikultural juga menjadi daya tarik tersendiri baginya.
"Utamanya (memilih USyd) adalah ranking dan kesesuaian major. Namun, dalam beberapa hal saya juga memperhatikan bagaimana culture, living cost, dll.," jelas Dafa.
Keputusan Dafa untuk kuliah di Australia mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Sebagai anak bungsu dari enam bersaudara, Dafa menjadi satu-satunya anggota keluarga yang berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Dengan dukungan keluarga dan semangat yang membara, Dafa bertekad untuk meraih cita-citanya sebagai seorang analis profesional dan berkontribusi di bidang pendidikan di masa depan. Ia berpesan kepada para pelajar lainnya untuk tidak pernah meremehkan diri sendiri dan terus bermimpi setinggi mungkin. Memiliki tujuan yang jelas, menurutnya, adalah kunci untuk meraih kesuksesan.
"Ketika memiliki niat kita juga akan memiliki tujuan. Orang pintar akan tetap bodoh kalau tidak memiliki tujuan, begitu pun orang yang dianggap bodoh akan jauh melampaui orang pintar ketika mereka punya tujuan," pesan Dafa.