Warga Jakarta Keluhkan Sistem Antrean Online Sembako KJP yang Rumit

Sejumlah warga Jakarta mengeluhkan kesulitan dalam mengakses dan mendapatkan nomor antrean online untuk program sembako Kartu Jakarta Pintar (KJP). Proses pendaftaran antrean yang seharusnya memudahkan, justru menjadi kendala bagi sebagian besar penerima manfaat.

Menurut penuturan beberapa warga, sistem antrean online yang diterapkan mengharuskan mereka untuk bersaing mendapatkan kuota yang terbatas. Aditya, seorang warga Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa keberhasilan mendapatkan antrean sangat bergantung pada kualitas jaringan internet yang ia gunakan. "Lumayan susah ya dapatnya, karena kan rebutan. Jadi tergantung jaringan (internet)-nya juga," ujarnya saat ditemui di Mini Distribution Center (DC) Setiabudi.

Keluhan serupa juga disampaikan oleh Mutia, yang bahkan harus menggunakan beberapa perangkat sekaligus untuk mencoba mendaftar antrean melalui laman resmi Pasarjaya. "Tadi pagi saya coba lagi, sudah enggak bisa lagi. Kemaren saja ini cobanya pakai dua HP, sama suami saya, untung ada yang dapet," ungkapnya. Pengalaman ini menunjukkan bahwa sistem yang ada belum sepenuhnya mengakomodasi kebutuhan seluruh warga, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses internet atau perangkat.

Tidak hanya masalah jaringan, Yeni, warga lainnya, juga mengeluhkan lamanya proses loading saat mengakses laman pendaftaran. Ia telah mencoba berbagai koneksi internet, mulai dari WiFi hingga kuota internet seluler, namun tetap mengalami kesulitan. Akibatnya, Yeni terpaksa harus menunda pengambilan sembako dan mencoba opsi on the spot (OTS), meskipun belum pernah mencobanya sebelumnya. "Saya belum pernah OTS, jadi mau nyoba juga. Soalnya sudah coba susah banget dapet antriannya, enggak tahu ya kenapa sesusah itu," keluhnya.

Bahkan, ada warga yang harus meminta bantuan orang lain untuk mendaftarkan antrean. Jamilah, seorang warga Setiabudi, mengaku kesulitan mengakses sistem pendaftaran dan akhirnya meminta bantuan saudaranya. Ia juga menceritakan pengalamannya saat mencoba opsi OTS, di mana ia tidak mendapatkan seluruh komoditas yang seharusnya ia terima. "Saya saja ini minta tolong saudara buat daftarin, karena saya susah. Sebelumnya saja saya OTS jadinya, itu juga enggak lengkap dapetnya," ujarnya.

Wijaya, seorang warga lainnya, memiliki strategi khusus untuk mengatasi masalah ini. Karena selalu kesulitan mendapatkan kuota sembako di Mini DC Mampang Prapatan yang lokasinya dekat dengan rumahnya, ia memilih untuk mengambil sembako di Mini DC Setiabudi yang jaraknya lebih jauh. "Kalau saya sengaja pilih yang agak jauh, karena di dekat rumah saya enggak dapet terus, full terus kuotanya," jelasnya.

Situasi di Mini DC Setiabudi sendiri baru mulai ramai pada siang hari. Hal ini dikarenakan beberapa komoditas, seperti daging, ayam, dan telur, belum tersedia di pagi hari. Akibatnya, para penerima KJP yang tergabung dalam grup komunikasi memilih untuk menunggu hingga komoditas lengkap sebelum datang ke lokasi pengambilan.

Permasalahan ini menyoroti perlunya evaluasi dan perbaikan sistem antrean online sembako KJP. Pemerintah daerah diharapkan dapat mencari solusi agar proses pendaftaran lebih mudah diakses dan tidak memberatkan warga, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan akses internet dan teknologi.