Inovasi Pembayaran Digital: Tukang Becak di Solo Adaptasi QRIS, Menabung Jadi Lebih Mudah
Modernisasi Pembayaran di Kalangan Tukang Becak Solo: QRIS Dorong Kebiasaan Menabung
Kota Solo terus menunjukkan komitmennya dalam mengadopsi teknologi digital, bahkan di kalangan profesi tradisional seperti tukang becak. Sebuah inisiatif menarik telah diluncurkan untuk mengintegrasikan sistem pembayaran nontunai berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) ke dalam aktivitas sehari-hari para tukang becak. Program ini tidak hanya mempermudah transaksi bagi wisatawan dan warga lokal, tetapi juga secara tak terduga mendorong kebiasaan menabung di kalangan pengayuh becak.
Forum Komunikasi Keluarga Becak (FKKB) Solo menjadi motor penggerak inisiatif ini. Ketua FKKB, Sari Wahyuni Pujiastuti, menjelaskan bahwa implementasi QRIS telah berjalan lancar, meskipun sebagian tukang becak belum memiliki smartphone. Justru, ketiadaan smartphone ini memunculkan dampak positif lain. Para tukang becak yang tidak memiliki akses langsung ke aplikasi mobile banking harus memeriksa saldo pembayaran melalui rekening bank secara berkala. Proses ini, alih-alih menjadi kendala, justru memotivasi mereka untuk lebih sering menabung.
"Mereka yang tidak punya HP, malah bilang bisa buat menabung," ungkap Sari, menyoroti respons positif dari para tukang becak. Tahap awal implementasi QRIS melibatkan 100 tukang becak yang beroperasi di sekitar lokasi-lokasi wisata utama di Solo, seperti:
- Benteng Vastenburg
- Pasar Gede
- Keraton Solo
- Pasar Klewer.
Sari menambahkan bahwa para tukang becak sangat antusias dengan sistem pembayaran nontunai ini, terutama karena banyak wisatawan yang lebih memilih metode pembayaran QRIS. "Mereka terbantu dengan pembayaran nontunai. Karena ada sebagian yang meminta pembayaran nontunai," jelasnya.
Ekspansi QRIS dan Dukungan Pemerintah Kota
Menyusul keberhasilan tahap pertama, program ini akan diperluas untuk mencakup 250 tukang becak lainnya di Solo. Selain memfasilitasi transaksi, inisiatif ini juga bertujuan untuk mengedukasi para tukang becak tentang manfaat dan kemudahan pembayaran nontunai. Pemerintah Kota Solo juga memberikan dukungan penuh terhadap program ini, terutama dalam rangka mempersiapkan rute pariwisata khusus becak yang terintegrasi dengan sistem pembayaran digital.
"Supaya QRIS berjalan nanti rute yang disiapkan sama Mas Wali khusus becak sudah bisa mengikuti modernisasinya," kata Sari, menekankan sinergi antara modernisasi pembayaran dan pengembangan pariwisata lokal.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) Solo telah terlibat aktif dalam memfasilitasi implementasi QRIS untuk tukang becak. Plt Kepala Kantor Perwakilan BI Solo, Aries Purnomohadi, menjelaskan bahwa tahap pertama program ini melibatkan kerjasama dengan berbagai paguyuban becak. Namun, proses pembukaan rekening bank untuk beberapa tukang becak sempat terkendala masalah administratif, seperti data KTP yang tidak valid.
Terlepas dari kendala tersebut, inisiatif implementasi QRIS bagi tukang becak di Solo menjadi contoh inspiratif tentang bagaimana teknologi digital dapat diadaptasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendorong inklusi keuangan di kalangan masyarakat yang lebih luas.