TNI Pantau Perlintasan Kapal Induk AS USS Nimitz di Perairan Indonesia
Perlintasan kapal induk Amerika Serikat, USS Nimitz, di perairan Indonesia menjadi sorotan publik setelah video yang merekam momen tersebut viral di media sosial. TNI melalui Pusat Penerangan (Puspen) mengonfirmasi bahwa kapal tersebut melintas dari Laut China Selatan menuju Samudra Hindia.
Menurut Kepala Puspen TNI, Mayor Jenderal TNI Kristomei Sianturi, kapal induk USS Nimitz memanfaatkan Hak Lintas Transit saat melewati Selat Malaka. Rute pelayaran kapal ini mencakup Laut China Selatan, Selat Singapura, Selat Malaka, sebelum melanjutkan perjalanan ke Samudra Hindia. Sempat beredar kabar bahwa kapal tersebut mematikan transpondernya, sehingga data lokasinya tidak terkirim melalui sistem pelacak kapal Marine Vessel Traffic.
TNI menegaskan terus memantau aktivitas pelayaran asing di wilayah yurisdiksi nasional. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah laut Indonesia. Seluruh satuan TNI terkait siaga dan berkoordinasi untuk menjamin stabilitas dan kepentingan nasional di perairan strategis.
Merujuk pada Konvensi Hukum Laut Internasional (UNCLOS) 1982, kapal asing, termasuk kapal perang, memiliki hak untuk melintas tanpa izin negara pantai, asalkan mematuhi aturan pelayaran internasional dan tidak membahayakan keamanan wilayah yang dilintasi.
Sebelumnya, USS Nimitz terpantau meninggalkan Laut China Selatan pada Senin (16/6) menuju barat, diduga menuju Timur Tengah, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran. Pergerakan ini bahkan menyebabkan pembatalan kunjungan kapal induk tersebut ke pelabuhan Vietnam.
Data dari Marine Traffic menunjukkan USS Nimitz bergerak ke arah Timur Tengah pada Senin (16/6) pagi waktu setempat, bersamaan dengan meningkatnya konflik antara Israel dan Iran.
Berdasarkan laporan Antara, USS Nimitz diyakini menuju Timur Tengah untuk memperkuat pertahanan AS di tengah eskalasi antara Iran dan Israel. Koordinat terakhir mencatat kapal tersebut berada di perairan antara Malaysia dan Indonesia pada Senin (17/6), pukul 09.03 WIB, bergerak dengan kecepatan 19 knot.
Sistem Marine Vessel Traffic tidak mencantumkan tujuan kapal secara spesifik, tetapi arah pergerakannya mengindikasikan kemungkinan menuju Teluk Persia. Seorang pejabat pertahanan AS mengonfirmasi bahwa Menteri Pertahanan AS telah mengarahkan pemindahan kelompok penyerang kapal induk Nimitz ke Area Tanggung Jawab Komando Pusat untuk memperkuat pertahanan AS di Timur Tengah dan melindungi personel Amerika.
Angkatan Laut AS menyatakan terus beroperasi di Mediterania Timur untuk mendukung keamanan nasional.