Presiden Prabowo Soroti Pentingnya Ekonomi Berbasis Identitas Nasional di Forum Internasional
markdown Presiden Prabowo Subianto menekankan perlunya setiap negara mengembangkan sistem ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan latar belakang unik mereka. Pernyataan ini disampaikan dalam forum The 28th St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF 2025) di St. Petersburg, Rusia, di mana Prabowo menjadi salah satu pembicara utama bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan tokoh-tokoh penting lainnya dari berbagai negara.
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti bahwa meniru model ekonomi negara lain bukanlah jaminan kesuksesan. Sebaliknya, ia berpendapat bahwa pendekatan ekonomi yang selaras dengan identitas dan budaya nasional akan lebih efektif dalam mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Prabowo mencontohkan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tujuh tahun terakhir, yang meskipun stabil, belum berhasil mendistribusikan kekayaan secara merata kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Kita telah melihat pertumbuhan sebesar 35 persen dalam tujuh tahun terakhir, tetapi kita belum berhasil mencapai efek tetesan ke bawah yang sesungguhnya," kata Prabowo. "Kekayaan masih terkonsentrasi di tangan sebagian kecil orang, kurang dari 1 persen populasi. Ini bukanlah formula untuk kesuksesan."
Prabowo juga mengkritik dominasi filosofi pasar bebas klasik, kapitalis, dan neoliberal yang cenderung laissez-faire dalam tiga dekade terakhir. Menurutnya, banyak negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah gagal mencapai kesejahteraan yang merata karena terlalu terpaku pada model ekonomi yang dipromosikan oleh kekuatan ekonomi besar dunia. Ia menekankan bahwa elit Indonesia juga mengikuti filosofi ini, yang pada akhirnya menghambat terciptanya kesetaraan bagi seluruh rakyat.
"Dalam 30 tahun terakhir, kita melihat dominasi filosofi pasar bebas klasik, kapitalis, neoliberal, yang pada dasarnya cenderung laissez-faire," ungkap Prabowo. "Dan elit Indonesia mengikuti filosofi ini. Dan karena itu, menurut saya, kita belum berhasil menciptakan keadaan yang setara bagi semua rakyat kita."
Forum SPIEF 2025 dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia dan tokoh penting lainnya, termasuk Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile, Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang, dan Penasihat Keamanan Nasional Bahrain Nasser bin Hamad Al Khalifa. Kehadiran Prabowo sebagai salah satu pembicara utama menunjukkan pengakuan internasional terhadap peran dan pandangan Indonesia dalam isu-isu ekonomi global.
Dengan menekankan pentingnya ekonomi yang berakar pada identitas nasional, Prabowo mengajak negara-negara di dunia untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan, yang mampu memberikan manfaat nyata bagi seluruh masyarakat, bukan hanya segelintir elit.