Pemuda Lintas Negara Bahas Peran AI dalam Mewujudkan Perdamaian Global
Gelombang disrupsi teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memicu perdebatan global, khususnya di kalangan generasi muda. Kekhawatiran akan tergantikannya peran manusia oleh mesin menjadi perhatian utama. Namun, di tengah tantangan ini, muncul pula optimisme akan potensi AI dalam menciptakan dunia yang lebih baik.
Ratusan pemuda dari berbagai belahan dunia berkumpul dalam forum internasional bertajuk "We Are The World 2025" untuk membahas isu krusial ini. Forum yang diselenggarakan di Jakarta ini menjadi wadah bagi para pemimpin muda untuk bertukar pikiran, membangun jaringan, dan merumuskan solusi inovatif terkait pemanfaatan AI untuk perdamaian dan kemajuan global.
Acara yang diinisiasi oleh IDNextLeader, dengan dukungan dari PT Surya Sarana Dinamika dan Bank Indonesia Jakarta ini, mempertemukan 250 peserta dari berbagai negara, termasuk Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Indonesia, Iran, Kanada, Palestina, dan Amerika Serikat. Diskusi lintas budaya ini berfokus pada tema "Advancing Peace Through Technology: AI and Digital Global Talent For Digital Harmony."
Forum ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman lintas budaya serta mendorong pemanfaatan teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI), dalam bidang keuangan digital (fintech) dan kesehatan digital (digital health). Melalui serangkaian diskusi dan sesi interaktif, para peserta dibekali keterampilan komunikasi antarbudaya dan pemikiran kritis untuk menciptakan kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan di tengah ekosistem global yang kian kompleks. CEO IDNextLeader, Aulia Pradipta Prabandaru, menekankan pentingnya kepemimpinan yang berani terhubung dan menciptakan dampak nyata di era ketidakpastian teknologi ini. Ia mengajak generasi muda untuk memanusiakan inovasi, mengubah algoritma menjadi empati, dan menjadikan teknologi sebagai alat perdamaian.
Fadli Rahman, Advisor IDNextLeader sekaligus Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, menyoroti peran penting generasi muda dalam memahami isu-isu strategis global dan membangun jejaring global. Ia mendorong anak muda untuk menyerap ilmu, memperluas relasi, dan bertransformasi menjadi inovator sekaligus pencipta solusi.
Forum ini terbagi dalam tiga panel paralel yang membahas berbagai aspek terkait AI dan dampaknya:
- FinTech and Financial Inclusion: Panel ini membahas bagaimana AI dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan inklusi keuangan, dengan menghadirkan pembicara Muhammad Zaydan Musyaffa (Analis Yunior KPw Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta), Citra Handayani Nasruddin (Tech For Good Institute Singapore) dan Sherren Chen (Chairperson of the Shanghai University Alumni Association in Indonesia And Founder of Happy Learning Mandarin Centre).
- Digital and AI Machine Learning Potential in Youth's Future Daily Life: Panel ini mengeksplorasi potensi AI dan machine learning dalam kehidupan sehari-hari generasi muda, dengan pembicara Krismassion Prihationo (Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia), Erlando Sulistia (Vice President PT. Informasi Geo Sistem) dan Wafa Taftazani (General Manager, Indonesia at Tools for Humanity / World).
- Digital Health and Telemedicine: Panel ini membahas bagaimana AI dapat merevolusi bidang kesehatan melalui digital health dan telemedicine, dengan pembicara Setiaji (Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan Republik Indonesia), dr. Laila Rahmah (Pendiri Medulla & Master Student in Digital Health) dan Winson Lee (Asisten Direktur PT. Oase Teknologi Asia).
Acara ini diakhiri dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara IDNext Leader dengan PT Surya Sarana Dinamika dan Tech For Good Institute, serta pembacaan deklarasi perdamaian oleh seluruh peserta. Langkah ini menjadi simbol komitmen global generasi muda untuk membangun dunia yang lebih damai, inklusif, dan berkelanjutan di era digital.