Evan Dimas: Pengabdian di Akar Rumput, Sentuhan Magis Sang Mantan Kapten Timnas di Tulungagung

Di sudut desa Mojoarum, Tulungagung, Jawa Timur, setiap Kamis, Jumat, dan Minggu sore, pemandangan mengharukan tersaji di lapangan sepak bola. Anak-anak muda dengan bangga mengenakan seragam tim, dengan penuh perhatian mengikuti arahan dari sosok yang dulu sering menghiasi layar televisi dan menjadi buah bibir orang tua mereka. Sosok itu tak lain adalah Evan Dimas, mantan kapten Timnas U-19 Indonesia, yang kini hadir bukan sebagai pemain, melainkan sebagai mentor dan pembimbing.

Momen istimewa terjadi pada Kamis (19/6/2024), saat latihan itu kedatangan tamu istimewa, Sofie Imam Faizal, asisten pelatih fisik Timnas Indonesia. Ia hadir untuk menyaksikan secara langsung latihan SSB Saraswati Nuswantara. Sebelum memulai sesi latihan, Evan Dimas dan Sofie berdiri berdampingan, berbagi semangat dan motivasi kepada para pemain muda yang siap berlatih di lapangan sederhana itu. Suasana penuh kehangatan, tanpa mikrofon, hanya suara tulus dari pengalaman panjang di dunia sepak bola.

Sofie Imam Faizal mengungkapkan bahwa kehadiran Evan Dimas di tengah-tengah anak-anak bukan hanya sekadar kegiatan rutin. Lebih dari itu, ini adalah wujud nyata pengabdian terhadap sepak bola Indonesia, terutama di tingkat akar rumput. "Saya mengikuti berita tentang Evan Dimas yang katanya jauh dari sepak bola. Namun, kenyataannya, ia tetap dekat dengan dunia yang membesarkan namanya," ujar Sofie. Ia menambahkan, "Salah satu hal yang membuat saya bangga adalah prestasinya sebagai individu dan kualitas permainannya yang luar biasa."

Setelah meninggalkan Persik Kediri di pertengahan musim lalu, nama Evan Dimas memang jarang terdengar di Liga 1. Namun, keputusan ini bukan berarti ia menyerah. Sebaliknya, ia memilih jalan baru dengan mendekatkan diri pada pembinaan usia dini. Ia ingin membangun kembali fondasi sepak bola dari bawah, menyalurkan seluruh pengetahuannya kepada anak-anak desa melalui SSB Saraswati Nuswantara, yang kini menjadi rumah barunya.

"Saat ini, ia memutuskan untuk bergabung dengan SSB Saraswati. Saya rasa ini adalah pilihan yang tepat," kata Sofie Imam. "Apa yang ia lakukan ini, pengalamannya sebagai pemain, dapat ditularkan kepada generasi penerus, anak-anak muda di Tulungagung, khususnya di desa ini."

Lebih dari 20 anak secara rutin berlatih bersama Evan Dimas. Mereka tidak hanya belajar teknik dasar, seperti passing dan dribbling, tetapi juga menyerap nilai-nilai yang membawa Evan meraih puncak karier: kerja keras, sportivitas, dan kerendahan hati.

Menurut Sofie Imam, Tulungagung bukanlah daerah asing dalam peta sepak bola nasional. Ia menyebut beberapa nama besar yang lahir dari tanah ini. "Saya sudah hampir 12 tahun tinggal di Tulungagung. Di sini ada bakat sepak bola yang luar biasa. Lihat saja ada Arsyad Yusgiantoro, sebelumnya Yongki Ari Wibowo, lalu Coach Bima, pelatih kiper Timnas U-16. Mereka semua berasal dari Tulungagung. Potensinya sangat besar," ungkapnya.

Ia berharap agar kehadiran Evan Dimas di Tulungagung tidak hanya bersifat sementara. Ia berharap akan ada kolaborasi yang lebih luas antara para pelaku sepak bola lokal untuk menciptakan sistem pembinaan yang kuat dan berkelanjutan.

"Semoga ini bukan hanya sementara. Suatu hari, kita bisa bersama Mas Evan Dimas memberikan kontribusi bagi sepak bola usia dini di Tulungagung," harap Sofie Imam.

"Kalian harus merasa bangga," kata Sofie kepada anak-anak. "Kalian dilatih oleh calon pelatih yang punya pengalaman, prestasi luar biasa, dan kemampuan yang mumpuni saat menjadi pemain. Saya rasa itu adalah modal yang bagus bagi kalian untuk belajar dari Mas Evan."

Selain memuji Evan Dimas, Sofie juga menyampaikan pesan penuh harapan kepada para pemain muda. Harapan yang sederhana, namun penuh makna. "Saya berharap, kalian bisa menjadi pemain sepak bola yang membanggakan kedua orang tua, membanggakan Tulungagung, dan menjadi penerus Evan Dimas," ucapnya dengan tulus.