Praktik Penyimpanan ASI yang Aman dan Optimal untuk Mendukung Pertumbuhan Bayi
Praktik Penyimpanan ASI yang Aman dan Optimal untuk Mendukung Pertumbuhan Bayi
Menjaga kualitas Air Susu Ibu (ASI) merupakan kunci utama dalam memberikan nutrisi terbaik bagi bayi. Penyimpanan ASI yang tepat tidak hanya memastikan kandungan nutrisinya tetap terjaga, tetapi juga mencegah kontaminasi yang dapat membahayakan kesehatan si kecil. dr. Patricia Sowita, CIMI, seorang dokter laktasi, memberikan panduan komprehensif mengenai teknik penyimpanan ASI yang efektif dan aman, berdasarkan pengalaman dan riset terkini.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan ibu menyusui dalam menyimpan ASI:
1. Transportasi ASI yang Aman: Saat bepergian, ASI harus diangkut dalam cooler bag yang dilengkapi dengan ice gel yang cukup untuk mengelilingi kantung ASI. Hal ini krusial untuk mempertahankan suhu dingin yang konsisten dan mencegah pertumbuhan bakteri. dr. Sowita menekankan pentingnya meminimalisir membuka dan menutup cooler bag untuk menjaga stabilitas suhu. Dengan cara ini, ASI dapat terjaga kualitasnya hingga 24 jam. Penggunaan cooler bag yang tepat merupakan langkah pencegahan yang efektif terhadap penurunan kualitas ASI selama transportasi.
2. Penyimpanan di Kulkas dan Freezer: Untuk penyimpanan jangka pendek, kulkas (chiller) menjadi pilihan ideal. ASI dapat bertahan selama 5-7 hari di dalam chiller. Namun, untuk penyimpanan jangka panjang, freezer merupakan solusi terbaik. Meskipun ASI dapat bertahan hingga berbulan-bulan di dalam freezer, dr. Sowita menyarankan agar ASI digunakan dalam jangka waktu maksimal 3-5 hari setelah dipompa. Hal ini untuk memastikan ASI tetap segar dan kaya nutrisi.
3. Hindari Penyimpanan di Pintu Kulkas: Pintu kulkas merupakan area yang sering dibuka-tutup, sehingga suhu di area tersebut cenderung tidak stabil. Fluktuasi suhu ini dapat secara signifikan menurunkan kualitas ASI. Oleh karena itu, hindari meletakkan kantung ASI di pintu kulkas dan tempatkan di bagian dalam kulkas yang suhunya lebih konsisten.
4. Pemisahan ASI dari Makanan Lain: Kebersihan merupakan faktor penting dalam penyimpanan ASI. Untuk mencegah kontaminasi, simpan ASI terpisah dari makanan lain, khususnya makanan mentah. Gunakan wadah atau boks khusus yang bersih dan tertutup rapat untuk menyimpan ASI. Langkah ini sangat penting untuk melindungi ASI dari bakteri dan kontaminan yang dapat membahayakan bayi.
5. Mencegah Perubahan Suhu yang Berlebihan: Perubahan suhu yang drastis dapat merusak nutrisi dan kualitas ASI. Keluarkan ASI dari pendingin hanya saat akan diberikan kepada bayi dan hindari memasukkan kembali ASI yang telah dikeluarkan ke dalam kulkas. Konsistensi suhu merupakan faktor kunci dalam menjaga kualitas ASI.
Kesimpulannya, penyimpanan ASI yang tepat merupakan investasi penting bagi kesehatan dan pertumbuhan bayi. Dengan mengikuti panduan yang telah dipaparkan, ibu menyusui dapat memastikan bahwa ASI tetap kaya nutrisi dan aman dikonsumsi, mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal si kecil.