Banjir Cilandak Paksa Warga Berbuka Puasa dan Sahur Hanya dengan Air Putih
Banjir Cilandak Paksa Warga Berbuka Puasa dan Sahur Hanya dengan Air Putih
Bencana banjir yang melanda kawasan Cilandak Timur, Jakarta Selatan pada Senin, 3 Maret 2025, telah mengakibatkan sejumlah warga mengalami kesulitan, termasuk dalam memenuhi kebutuhan pokok selama bulan Ramadan. Jumiko (60), seorang warga Jalan NIS, Cilandak Timur, menjadi salah satu korban yang merasakan dampak langsung dari bencana ini. Rumahnya terendam banjir sejak Senin sore, memaksanya untuk menahan lapar dan haus lebih lama dari biasanya. Kondisi ini mengakibatkan Jumiko terpaksa berbuka puasa hanya dengan air putih pada Senin malam, dan melanjutkan dengan sahur yang sama sederhana pada Selasa dini hari.
"Sejak kemarin saya belum berbuka puasa, dan tadi pagi hanya sahur dengan air putih," ungkap Jumiko saat ditemui di rumahnya yang masih terendam banjir pada Selasa siang. Ia menceritakan bahwa sebenarnya telah mempersiapkan makanan untuk berbuka puasa pada Senin malam. Namun, datangnya banjir yang begitu cepat memaksa dirinya dan keluarga untuk segera mengungsi ke rumah tetangga yang berada di tempat yang lebih tinggi. "Saat hendak berbuka, air sudah datang dengan cepat. Tidak sempat lagi, akhirnya saya dan keluarga mengungsi. Alhamdulillah, saya kuat untuk melewati dua hari puasa ini," tambahnya dengan penuh kesabaran.
Kondisi rumah Jumiko hingga Selasa siang masih terendam banjir. Kerusakan juga terjadi pada instalasi listrik di rumahnya, mengakibatkan lampu mati akibat korsleting. Meskipun menerima bantuan makanan dari tetangga, Jumiko dengan ikhlas mengutamakan keluarganya. "Makanan bantuan saya berikan kepada anak dan istri saya. Saya kuat, Insya Allah," tuturnya dengan senyum meski tampak kelelahan.
Kejadian ini menggambarkan dampak yang sangat nyata dari bencana banjir terhadap kehidupan warga, terutama selama bulan Ramadan. Selain kerugian materiil, banjir juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi warga dalam menjalankan ibadah puasa. Kisah Jumiko menjadi representasi dari perjuangan warga Cilandak Timur dalam menghadapi musibah ini dengan ketabahan dan saling membantu. Peristiwa ini juga menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan perlunya bantuan dari pemerintah serta pihak-pihak terkait untuk meringankan beban warga yang terdampak.
Berikut poin penting dari kejadian ini:
- Banjir di Cilandak Timur, Jakarta Selatan mengakibatkan kesulitan warga, khususnya selama Ramadan.
- Jumiko (60) terpaksa berbuka puasa dan sahur hanya dengan air putih karena rumahnya terendam banjir.
- Ia mengungsi ke rumah tetangga dan memprioritaskan makanan bantuan untuk keluarga.
- Rumah Jumiko mengalami kerusakan listrik akibat korsleting.
- Kejadian ini menyoroti dampak bencana alam terhadap kehidupan warga dan pentingnya kesiapsiagaan.