Mengendalikan Nafsu Selama Ramadan: Saran dr. Boyke untuk Pasangan yang Mengalami Peningkatan Gairah Seksual
Mengendalikan Nafsu Selama Ramadan: Panduan Mengelola Gairah Seksual
Bulan Ramadan merupakan bulan suci bagi umat Muslim, di mana menahan hawa nafsu menjadi salah satu kewajiban utama. Selain pantangan makan dan minum, hubungan seksual di siang hari juga membatalkan puasa. Meskipun sebagian ulama berpendapat bahwa rangsangan seksual saja tidak membatalkan puasa, penting bagi pasangan suami istri untuk mengendalikan dorongan seksual agar tetap menjalankan ibadah dengan khusyuk. Pentingnya pengendalian diri ini menjadi semakin krusial ketika gairah seksual justru meningkat selama bulan puasa.
Dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, memberikan beberapa saran praktis untuk mengatasi peningkatan gairah seksual yang mungkin dialami pasangan selama Ramadan. Menurutnya, kunci utama adalah mengalihkan energi seksual ke aktivitas lain yang positif dan bermanfaat. "Ketika gairah seks tiba-tiba melonjak, yang perlu dilakukan adalah mengalihkan energi tersebut," jelas dr. Boyke dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Alih-alih melawan dorongan tersebut secara langsung, fokusnya adalah pada pengalihan energi yang terakumulasi.
Beberapa metode yang disarankan dr. Boyke antara lain:
- Aktivitas Fisik: Olahraga ringan seperti mandi air dingin, berwudhu, sholat, dan bahkan berjalan cepat atau berlari dapat membantu meredakan gairah seksual yang meningkat. Aktivitas fisik ini tidak hanya efektif dalam mengalihkan perhatian, tetapi juga menyegarkan tubuh dan pikiran.
- Aktivitas Spiritual: Memperbanyak ibadah seperti sholat sunnah dan membaca Al-Quran dapat menjadi cara efektif untuk menenangkan diri dan mengarahkan fokus pada hal-hal yang lebih spiritual. Kegiatan ini memiliki efek menenangkan yang dapat meredakan gairah seksual.
- Aktivitas Intelektual: Membaca buku atau materi edukatif dapat menjadi alternatif untuk mengalihkan pikiran dan mengurangi fokus pada dorongan seksual. Aktivitas ini menstimulasi pikiran dan memberikan kepuasan tersendiri.
Dr. Boyke menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasangan dalam menghadapi situasi ini. Saling mendukung dan memahami kondisi masing-masing sangat penting dalam menjaga keharmonisan rumah tangga selama bulan Ramadan. Dengan memahami dan menerapkan strategi pengalihan energi ini, pasangan dapat tetap menjaga kesucian ibadah puasa tanpa mengorbankan keintiman dan keharmonisan hubungan mereka.
Pengendalian diri merupakan bagian penting dari ibadah puasa. Dengan pendekatan yang tepat dan saling mendukung, pasangan dapat melewati bulan Ramadan dengan penuh berkah dan kedamaian. Komunikasi yang baik dan pemahaman akan kebutuhan masing-masing pasangan menjadi kunci keberhasilan dalam mengelola gairah seksual selama bulan puasa. Ingatlah bahwa mengalihkan energi seksual bukanlah tindakan untuk menekan nafsu, melainkan strategi bijak untuk tetap fokus pada ibadah dan menjaga keharmonisan hubungan.