BTNGR Bangun Toilet Ramah Lingkungan di Gunung Rinjani: Solusi atau Ancaman Baru bagi Kebersihan?
BTNGR Bangun Toilet Ramah Lingkungan di Gunung Rinjani: Solusi atau Ancaman Baru bagi Kebersihan?
Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) telah menyelesaikan pembangunan fasilitas toilet ramah lingkungan di ketinggian 2.639 meter di atas permukaan laut (mdpl) di jalur pendakian Pelawangan Sembalun, Lombok Timur. Langkah ini, menurut Kepala BTNGR, Yarman, merupakan upaya konkret untuk mengurangi dampak buruk aktivitas pendakian terhadap lingkungan, terutama masalah pengelolaan sampah dan limbah manusia. Toilet yang dibangun bekerja sama dengan Arei Outdoor Gear ini menyediakan dua tipe, yaitu toilet duduk dan jongkok, guna meningkatkan kenyamanan para pendaki. Rencana pembangunan serupa juga diproyeksikan di Danau Segara Anak (2.010 mdpl), menandakan komitmen BTNGR dalam meningkatkan infrastruktur pendukung wisata alam di Gunung Rinjani.
Namun, inisiatif ini tidak luput dari kekhawatiran sejumlah pendaki. Agus Salim, seorang pendaki asal Lombok Barat, misalnya, menyoroti pentingnya aspek perawatan toilet. Pengalaman sebelumnya menunjukkan, beberapa toilet yang dibangun di Pelawangan seringkali berakhir kotor, rusak, dan tidak terawat akibat kurangnya kesadaran para pendaki untuk menjaga kebersihan. Ia menekankan perlunya edukasi dan pengawasan yang ketat agar fasilitas baru ini tidak bernasib sama. Senada dengan itu, Fenddy, pendaki asal Lombok Utara, bahkan mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap pembangunan toilet tersebut, termasuk rencana di Danau Segara Anak. Ia khawatir keberadaan toilet justru akan meningkatkan pencemaran, mengingat pengalaman sebelumnya di Danau Segara Anak, di mana toilet yang ada malah berubah menjadi tempat pembuangan sampah.
Persoalan ini bukan hanya terbatas pada Gunung Rinjani. Fenddy menyinggung maraknya kondisi serupa di berbagai destinasi wisata alam lainnya, di mana minimnya kesadaran dan pengawasan menyebabkan toilet umum menjadi tidak terawat. Ia pun menyarankan agar BTNGR mempertimbangkan untuk menunjuk petugas khusus untuk mengawasi dan menjaga kebersihan toilet di jalur pendakian, sehingga investasi pembangunan toilet tersebut memberikan manfaat yang optimal dan berkelanjutan bagi kelestarian lingkungan. Tantangan nyata bukan hanya membangun infrastruktur, tetapi juga bagaimana memastikan keberlanjutan perawatan dan kesadaran pengunjung dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Lebih jauh, pembangunan toilet ini menghadirkan dilema: apakah menjadi solusi efektif untuk menjaga kebersihan Gunung Rinjani atau justru akan menjadi ancaman baru karena kurangnya kesadaran dan perawatan yang memadai? Keberhasilan inisiatif ini sangat bergantung pada komitmen bersama antara BTNGR, pengelola wisata, dan terutama para pendaki itu sendiri untuk bertanggung jawab atas kebersihan dan kelestarian alam Gunung Rinjani. BTNGR perlu memiliki strategi komprehensif yang meliputi edukasi, pengawasan, dan penegakan aturan, agar fasilitas baru ini dapat berfungsi dengan optimal dan berkelanjutan.
Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan toilet di Gunung Rinjani:
- Edukasi dan Sosialisasi: Kampanye edukasi yang intensif kepada para pendaki tentang pentingnya menjaga kebersihan toilet dan lingkungan sekitar sangat penting. Materi edukasi harus mudah dipahami dan diakses oleh seluruh pendaki.
- Pengawasan dan Penegakan Hukum: Penetapan aturan yang tegas dan pengawasan yang efektif terhadap penggunaan toilet dan pembuangan sampah harus diterapkan.
- Perawatan Berkala: Pembersihan dan perawatan rutin toilet harus dijadwalkan dan dilakukan secara berkala oleh petugas yang bertanggung jawab.
- Desain dan Teknologi Ramah Lingkungan: Pemilihan material dan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan dan perawatan toilet sangat penting untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan.
- Kerjasama Antar Pihak: Kerjasama yang erat antara BTNGR, pengelola wisata, masyarakat sekitar, dan para pendaki dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan pengelolaan toilet dan kebersihan Gunung Rinjani.